Kotbah / Renungan Katolik Minggu Biasa VII

RELIGI82 Dilihat

OLEH : RM. CHRIS TAUS, Pr. Editor : Komisi Komunikasi Sosial Paroki Camplong. YOUTUBE : toutonikatv).

Injil migggu lalu, Yesus menegaskan sikapnya terhadap Hukum Taurat.

Yesus datang bukan untuk meniadakan Hukum Taurat tetapi untuk menggenapinya.

KEDUA : Hukum Taurat mengajarkan HUKUM PEMBALASAN SETIMPAL (hukum balas dendam setimpal). Mata ganti mata, gigi ganti gigi. 

Hukum ini tertulis dalam Kel. 21: 24, dan dari teks ini bisa diperluas lagi, mulut ganti mulut, tangan ganti tangan. dst..

Orang Yahudi menyebutnya HUKUM TALION. Hukum balas setimpal. Rasanya sangat kejam. Tetapi sebenarnya hukum ini memberikan perlindungan yang adil bagi setiap orang Yahudi. Karena setiap orang Yahudi diperlakukan sama, termasuk seorang budak.

Baca Juga  Kotbah Katolik Minggu 12/02/2023 Paroki Camplong

Hukum ini sangat berprikemanusiaan karena menghindari perlakuan yang KEJAM DAN BRUTAL. 

Hukum ini TIDAK MENUNTUT NYAWA MANUSIA. Mata dan gigi TIDAK DIGANTI DENGAN NYAWA. Hukum balas setimpal ini tertulis dalam kitab Kel. 21: 24, Imamat 24: 20, dan Ulangan 19: 21.

KETIGA: YESUS menghargai Hukum ini karena memberikan perlindungan yang adil bagi setiap orang Yahudi  Tetapi Yesus menyempurnakannya kamu telah mendengar Firman mata ganti mata gigi ganti gigi tetapi Aku berkata kepadamu, janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu, MELAINKAN, siapa yang menampar pipi kananmu, berilah juga pipi kirimu. Barang siapa yang menginginkan bajumu, berilah juga jubahmu dst.

Baca Juga  Kotbah Katolik Minggu Adventus I

Ini artinya setiap orang Kristen hendaknya tidak membalas kejahatan dengan kejahatan, tetapi kejahatan dibalas dengan kebaikan, sebagaimana Yesus perbuat untuk kita.

Dengan ini Yesus ingin para muridNya MEMILIKI SATU SEMANGAT LEBIH dari yang dituntut dari hukum balas yang setimpal ini. Tidak seperti kaum ahli taurat dan farisi. Para murid harus ada kerelaan untuk sabar dan menderita seperti Yesus.

Baca Juga  Kotbah Katolik Pesta Keluarga Kudus Nazareth

Dan berbahagilah yang dianiaya karena kebenaran, karena merakalah yang empunya Kerajaan Allah.

KEEMPAT: YESUS tidak mengajarkan kita untuk membalas dendam yang setimpal, meski praksis hidup kita cenderung untuk membalas dendam. Apalagi kalau kita sakit hati. Ini manusiawi. 

Yesus tetap mengingatkan kita agar kita memunyai semangat hidup yang lebih dari yang biasanya, terutama dalam hal : kesabaran, kerelaan untuk menderita dan mengampuni sesama yang bersalah kepada kita dst.

Mari kita coba. Tuhan meberkati kita. Amen. 

Mingggu Biasa 7

Imamat 19:1-2,17-18

Mat. 5 : 38-48

Tinggalkan Balasan