Kerajaan Amanatun (Onam) terletak di pulau Timor bagian barat, wilayah Indonesia dan merupakan kerajaan tua. Di era kemerdekaan kerajaan Amanatun bersama kerajaan Molo (Oenam) dan kerajaan Amanuban (Banam) membentuk kabupaten Timor Tengah Selatan (dalam bahasa Belanda disebut Zuid Midden Timor) dengan ibu kota SoE – provinsi Nusa Tenggara Timur.
Pada tahun 1920 kota SoE ditetapkan menjadi ibukota Zuid Midden Timor (Timor Tengah Selatan) atas kesepakatan bersama dari ketiga Raja yakni Raja Lay Akun Oematan sebagai Raja Molo, Raja Pae Nope sebagai Raja Amanuban dan Raja Kolo Banunaek sebagai Raja Amanatun.
Nama kota SoE sendiri sudah mulai dikenal pada tahun ±1905/1906 oleh pemerintah Hindia Belanda. Pada masa pemerintahan Belanda Kerajaan Amanuban dan Kerajaan Amanatun pernah berkantor bersama di Niki-niki. Hal ini disebabkan karena belum adanya jalan ke wilayah Amanatun dan Belanda takut ke sana.
Jauh sebelum datangnya bangsa Portugis dan Belanda di Indonesia maka kerajaan Amanatun sudah ada dan mempunyai pemerintahan sendiri yang asli.
Hubungan Liurai-Sonbai-Banunaek
Disebut kerajaan Amanatun kerena Rajanya yakni Banunaek yang bernama lengkap Raja Tnai Pah Banunaek) – Ukuran alam , badannya emas dan semua peralatannya juga terbuat dari emas. Amanatun terdiri dari dua suku kata yaitu Ama dan Mnatu. “Ama” berarti “Bapak” dan “Mnatu” berarti “emas”. Jadi Amanatun berarti Bapak Emas. Mal
Noniadalah Cap Emas Raja Banunaek. Raja Amanatun yakni Banunaek tetap menetap di Tun Am ( Amanatun ) menjaga kampung halaman Tufe Ba Noni Fae Ba Noni – Tun AmFatu Mean, sedangkan Liuray kemudian ke bagian Timur pulau Timor ( matahari terbit) Nao Neu Neno Pean Neno Bolan dan kemudian dikenal dengan Raja Belu, sedangkanSonbay ke bagian barat pulau Timor ( matahari terbenam ) Nao Neu Neno Tesan Neno Mofun es Mutis Bab Nae Pae Neno Oenam dan kemudian dikenal dengan Raja Molo / Oenam.
Nama Raja pertama di pulau Timor adalah Liuray/Liu Lay/Riyu Ray/Mean/Maromak Oan, Sonbay/Boynoni/Istana Kapal, Banunaek/Luku Neno. Raja] Pertama di daratan Timor ini adalah bangsawan dengan keluarganya serta rombongannya tiba pertama kali di pelabuhan NOE FANU, pelabuhan yang termasyur dalam sejarah penghuni dataran pulau Timor dan pulau-pulau sekitarnya. Ketiga bangsawan bersaudara pertama yang adalah raja pertama Timor ini datang bersama dengan ayah ibu mereka.
Bangsawan ini memiliki gelar menurut ilmu pengetahuan tak ada taranya pada masa itu. Ilmu yang dimiliki bangsawan ini luar biasa luasnya. Dari Noe Fanu mula-mula mereka mengunjungi Raymas/Laynu Belu.Dari laynu mengunjungi Raymea-Laymea – Belu kemudian balik mengunjungi tempat Noe Fanu. Dari Noe Fanu mengunjungi Tun Am ” Persembahan di Amanatun”. Di sini dinyatakan pokok ilmunya itu yaitu astronomi dan ilmu astrologi. Bangsawan ini juga memiliki ilmu penjelmaan yaitu ia mengakiri masa makan – minum mentah atau tah mate – tiun mate. Kehidupan nabati, kehidupan hewani serta kehidupan insani demi kemakmuran dan kekayaan.
Sebelum meninggal ayah ketiga raja pertama di Timor ini berwasiat kepada putra-putranya kalau ia dan istrinya meninggal maka jenasahnya dijadikan persembahan kemakmuran. Putranya yang bungsu harus menerima hak bapaknya selaku raja, putra bungsu harus menjaga tempat simpanan jenasahnya turun temurun. Putra bungsu ini bernama LUKU NENO mewarisi nama bapak turunannya adalah keluarga Banunaek. Putra pertama bernama Mean-Maromak Oan-LIULAY-Riyu Ray, putra kedua bernamaBoinony-Sonbay.
Dua raksasa yang menjadi serangkai dalam pemerintahan yaitu Riyu Ray dan Sonbay. Sedang di tengah-tengah kedua kerajaan ini ada kerajaan Amanatun sane ma lelan lene ma lelan. Di tengah-tengah kerajaan Amanatun ini terdapat suatu peringatan yaitu tempat terletak jenasah ayahnya/bundanya. Sedang di antara tempat jenasah itu terletak danpelabuhan termasyur yaitu Noe Fanu ( bolak balik) tampak terbitnya matahari mulai 1 Januari dari tempat persembahan jenasah ini yaitu Tun Am sampai ke Noe Fanu 1 Julikembali ke Tun Am 31 Desember
Adapun tuturan adat mengenainya ketiga raja pertama di pulau Timor adalah Lai Mea Lai Moe Neki Neo Fanu Tun Am Onam Liurai – Sonbai – Banunaek – Uis Neno. H.G.Schulte Nordholt, dalam tulisannya the Political System of Atoni of Timor p. 391 menampilkan Pokok Sejarah di Pulau Timor terletak pada kalimat LIURAI – SONBAI – ABI – BANUNAEK.
Putra pertama Mean – Liuray mendapat kedudukan di tanah Belu yakni tempat Betun atau Petu. Daerah kekuasaannya amat luas sampai keujung pulau Timor. Seluruhmasyarakat dari seluruh tanah pegunungan, seluruh tanah raja yaitu Tahuk Baria, bi Lili bi Lumalo, Seran Fahik, dari tanah miliknya yaitu Siu Bes, Lok Bes, Teut Pala, Tetu Mnanu,, Oenunuh, Oebiko, Oehale, Bas Hain, Ba Hael dan lainya. Tasi Feto, Tasi Mone, Likosan ( satu manusia kepala dan muka manusia tetapi mata dan badannya ularLikusaen). Manusia ini anak dari Mean. Banyaknya wilayah tanah Belu ada tiga puluh tujuh NAIBOT wilayah pemerintahan Riyu Ray-Liuray.
Putra kedua Boynoni-Sonbay, bersama rombongan menyusuri pegunungan kecil dari tanah Belu hingga gunung Mutis. Ia tiba di Netnoni dan bertemu dengan istrinya putri dariKune Uf. Tempat kedudukannya di Batu Oenam ” Batu Basah”. Di sinilah Sonbay membuat istana kapalnya. Wilayah kekuasaannya meliputi Biboki, Insana, Oekusi, Amfoan,Miomafo, Molo (Mollo), Fatu Leu- Kopan, Maluku, Alor, Pantar, Sabu, Rote.
Ibu kota kerajaan Amanatun di Nunkolo. Nunkolo menjadi ibukota kerajaan Amanatun ketika Raja Tsu Pah Banunaek menjadi raja Amanatun.
from : wikipedia.org
Dilihat : 129