Belu – matatimornews – Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) Viktor Bungtilu Laiskodat bersama rombongan melakukan kunjungan Kerja (Kunker) ke lahan produktif di Kabupaten Belu – Desa RinbesiHat.
Kegiatan kunjungan kerja ini merupakan lanjutan dari kegiatan yang sudah digelar sejak (Minggu, 23/01/22) kemarin, yakni kunjungan ke beberapa tempat produktif yang tersebar di Kab. Belu, diantara; Kunjungan Kerja ke Perusahaan Ayam Petelur Lavinci Farm di Desa Tukuneno, Kunjungan ke Kawasan Food Estate yang berada di wilayah Kecamatan Kakuluk Mesak dan Kunjungan UMKM Desa Dualaus dan Kunjungan ke Wisata Air Terjun Mauhalek.
Sesuai pantauan media, dalam kunjungan kerja ke Desa RinbesiHat, Kecamatan Tasifeto Barat (TasBar) hari ini (Senin, 24/01/22) Gubernur Viktor Bungtilu Laiskodat secara langsung meninjau ke lahan produktif untuk melakukan Penanaman Perdana tanam jagung panen sapi (TJPS) sekaligus mengakhiri Kunkernya di wilayah Kabupaten Belu dan menuju ke Kabupaten Malaka.
Disamping itu, agar dirinya bisa menyaksikan secara langsung kegiatan produktifitas serta mengetahui kendala yang dialami oleh para penggarap lahan selama ini.
Kepala Dinas Pertanian Provinsi NTT, Lecky Frederich Koli ,dalam arahannya menyampaikan bahwa, luas lahan yang tersedia untuk mengeksekusi program Tanam Jagung Panen Sapi (TJPS), jika semuanya diproduksi dan diolah diperkirakan bisa mencapai 2000 s/d 3000 Ha.
Dikatakan Lecky Frederich Koli, jika lahan yang tersedia diolah 2 kali dalam tahun ini dan 1 kali diolah tahun depan maka ekonomi Kabupaten Belu langsung meningkat secara signifikan.
Lecky pun berharap agar Dinas terkait dapat membangun relasi dengan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang ada di Kabupaten Belu untuk menindaklanjuti lahan-lahan yang belum digarap dan adakan kerja sama dengan pemilik lahan agar hasilnya bisa dibagi dua.
“Pak Kadis, kalau bisa lahan yang belum dikerjakan segera hubungkan pemilik lahan dengan SMK, nanti kita bagi hasil. Lahannya diolah oleh SMK, pemilik tanah dapat bagiannya, SMK dapat bagiannya. Jadi anak-anak sekolah bisa terlibat disini”.
“Untuk lahan yang belum dibuka atau diolah, pemerintah daerah akan memback-up untuk mempercepat pembukaan lahan tersebut. Nanti proses penanamannya menggunakan alat tanam jagung yang modern sehingga proses produktifitasnya tidak sistem tugal lagi”, tandasnya.
Alat penanaman jagung yang sudah disediakan saat ini sebanyak 30 unit. Proses penggunaannya setelah lahannya telah diolah, alat ini langsung dipakai supaya struktur tanahnya tidak sampe keras dan satu unit alat tanam ini bisa untuk luas lahan 1Ha dengan durasi waktu 2 jam.
“Untuk pembiayaan tanam jagung sekarang, itu bapak – ibu mau tanam di lahan berapa Ha saja bisa. 1 Ha atau lebihpun bisa, itu tidak jadi masalah”, tambahnya.
Kesempatan lain, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Belu Gela A.Lay Rade menyampaikan bahwa, di Desa RinbesiHat ini ada lahan sawah sekitar 285 Ha. Lahan jagung 81 Ha
“Untuk program Tanam Jagung Panen Sapi (TJPS) kemitraan ini, awalnya hanya 6 Ha. Ketika diolah sudah bertambah dan berkembang menjadi 8 Ha. Saat ini pihaknya (dinas pertanian, red) sudah menyediakan 20 Ha untuk diolah lagi. Ada pula lahan tidur sekitar 100 Ha”.
Dikatakan Gela A.Lay Rade, untuk lahan tidur 100 Ha pihak pekerja membutuhkan dukungan dari Pemda maupun PemProv untuk pembukaan lahan. Mereka (pekerja, red) sangat siap untuk bekerja. Para pekerja ini berasal dari 4 Kelompok Tani (PokTan) diantaranya; Kelompok Tani Lalaho,Embun Pagi,Hidup Baru dan Sepuluh Bersaudara yang sudah siap untuk mendukung program TJPS ini, tambahnya.
Diketahui bahwa; Turut hadir, Bupati Belu dr.Agustinus Taolin,SpPD-KGEH.,FINASIM, Wakil Bupati Drs. Alosius Heleserens, MM, Kajari Belu, Wakil Ketua DPRD Belu, Kadis Pertanian Provinsi NTT, Kadis Pertanian Kab. Belu, Camat dan Kapolsek TasBar,Kepala Desa RinbesiHat bersama staf dan beberapa anggota kelompok tani dan juga masyarakat sekitar.(wehally)