Apapun Kurikulumnya, Guru tetap Guru

INSPIRASI17 Dilihat

Saya baca sebuah quote : Guru Yang Tidak belajar, Sebaiknya Berhenti Mengajar. Quote ini bikin hati saya sebagai seorang guru teriris-iris. Merasa tersinggung. Sebab apa ? mari kita bahas di bawah ini. Saya pastikan semua tulisan ini tidak untuk menyinggung sesiapa. Ini refleksi pribadi.

Guru harus terus belajar. Bersama anak didiknya, ia pun harus terus memperbaharui dirinya. Minimal dengan membaca buku walau tidak setiap hari, akan tetapi harus senantiasa mengisi ulang pengetahuannya dengan membaca. Kenapa membaca? bukannya sekarang sudah ada media audio visual yang memudahkan setiap orang? Tidak!.

Saya harus membaca. Sebab isi sebuah buku berbeda dengan isi sebuah konten di media-media sosial. Tidak selengkap isi sebuah buku. Isi sebuah konten media kadang kala hanya untuk kepentingan komersialisasi tanpa melihat kepadatan materinya. Namun juga tidak semua konten media demikian. Selalu ada pengecualian. Maka ada baiknya luangkan waktu sebentar untuk membaca buku.

Baca Juga  Poli-Tikus Tidak Perlu Sekolah?

Buku apa saja yang bisa dibaca? ya apa saja bukunya, cobalah melatih diri untuk membaca. Orang yang rajin membaca luas pengetahuan.

…………………

Tidak ada kata terlambat untuk memulai sesuatu. Kita harus segera memperbaiki diri. Isi terus pengetahuan dengan membaca buku. Bila perlu, jadikan media sosial sebagai pengisi waktu luang dan hiburan. Kita harus selalu mengisi kepala kita dengan pengetahuan dari buku, sehingga ketika terjun ke media sosial, kita bukan sebagai penonton tetapi sebagai pemain!

Kita bisa terjun ke media sosial sebagai pemain untuk berbagi pengalaman, berbagi pengetahuan, dan hingga ke menghasilkan pundi-pundi rupiah. Tentunya tujuan terjun ke media sosial bukan semata-mata berorientasi pada uang. Akan tetapi, ketika dengan konsisten kita terus belajar dan berbagi di sana, uang akan menyampari.

Baca Juga  Lahan 1/2Ha Kembali Ditanam Bibit Kol Oleh WBP Lapas Kelas IIB Atambua

Jadi, harus belajar. Dengan bekal pengetahuan yang ada pada diri kita, kita akan bisa menjadi orang yang tidak terus duduk dan meratapi nasib kita.

Kita terlalalu melebar. Padahal Judulnya tentang APapun Kurikulumnya, Guru Tetap adalah Guru!

Iya, kan tidak mungkin guru menjadi siswa! Tidak. Guru juga harus bisa menjadi siswa / peserta didik. Ia jika seorang guru hanya terus merasa nyaman sebagai guru, dan tidak ingin membuka dirinya terhadap sebuah perubahan dengan belajar, ia akan tergilas.

Teknologi berubah setiap detik dengan cepat. Barangsiapa tidak dengan cepat menyesuaikan diri, ia akan keluar dari kompetisi.

Kurikulum dirancang untuk dapat menjawabi tantangan jaman. Sejak Indonesia merdeka, sudah belasan kurikulum diterapkan dan terus mengalami perubahan sesuai tuntutan perkembangan. Sebagai seorang guru yang menjadi pengarah kepada anak didik, kita harus punya modal pengetahuan yang cukup. Modal pengetahuan untuk dapat membaca arah perkembangan jaman sehingga apa yang kita ajarkan tidak membelot atau terkesan konvensional dan tidak ada korelasinya dengan tuntutan jaman sama sekali.

Baca Juga  a Love Story by : Amelia Q

Mari, coba renungkan dalam diri. Sudahkan saya berubah? melakukan perbuatan yang dapat menunjang keberlangsungan hidup saya sebagai guru, atau hanya sekadar omong-omon tanpa kerja nyata. Sebab, saat semuanya telah menuntut perubahan dan kita tetap diam. maka hanya satu yaitu keluar dari kompetisi. Sebagai guru, harus selalu siap. APapun perubahannya milikilah cinta yang besar kepada anak-anak didik kita.

Tetap teguh pada pendirianmu, tak usah lelah-lelah berubah. Rebahan terus sambil scroling.!