Media Sosial dan Keutuhan Bangsa (sebuah permenungan singkat)

OPINI16 Dilihat

Perkembangan teknologi menghadirkan sejuta kemudahan bagi kehidupan umat manusia. Salah satu perkembangan teknologi yang konkrit adalah dalam hal berkomunikasi.  

Perkembangan teknologi itu telah melahirkan satu model komunikasi yang amat canggih bernama media social. Dengan bantuan koneksi internet, setiap orang dapat melakukan komunikasi dengan orang lain baik yang dikenal maupun tak dikenal kapan dan dimana saja. Jarak bukan lagi persoalan dalam membangun komunikasi. Apalagi waktu.

Komunikasi itu dapat berlangsung kapan saja tanpa peduli batasan waktu…..Luar biasa kan? Yang setuju angkat jempol..hhhh. Simpelnya kita bisa berteman tanpa harus berkenalan!  

Hal ini membuat saya tertarik untuk membuat sebuah permenungan dari apa yang telah dilahirkan oleh perkembangan teknologi itu, yang merupakan hasil karya manusia. Dari manusia, oleh manusia dan untuk manusia. Dari, oleh dan untuk itu, tak jarang menjadi senjata makan tuan….sambil tanpa sadar kita yang tak tahu menahu soal untuk apa sesuatu itu diciptakan (ah…kata cipta ini terlalu mulia)  

Mungkinkah manusia berusaha mencipta sesuatu lewat perkembangan teknologi dengan maksud melampaui kodrat Sang Ilahi yang Empunya Kehidupan ini? ini asumsi konyolku saja sebagai orang biasa.   Tidak ada yang salah. Segala yang dihasilkan oleh manusia lewat teknologi itu tentu dengan maksud untuk semakin mempermudah kerja manusia.

Baca Juga  Hukum Negeriku tak Kuasa Menghadapi si Pencela

Akan tetapi, sudahkah manusia itu memikirkan matang-matang dampak buruk sebuah hasil karya bagi keberlangsungan hidup manusia itu sendiri? Atau justeru hasil karya yang dibuat itu semata-mata untuk menarik keuntungan tanpa peduli baik buruknya? Kembali pada diri masing-masing.   Ibarat pedang bermata dua, kita tinggal memilih. Sisi yang satunya untuk hal-hal positif dan sisi yang satuya yang pasti negative. Sobat-sobat tinggal mau pakai sisi yang mana! Kurangkah apa yang telah dianugerahkan?

May be…manusia mungkin saja masih akan terus berevolusi. Terus menghasilkan karya-karya untuk mempermudah proses kehidupan ini, dan tanpa sadar, kita bagaikan tanaman yang dicangkok. Direkayasa untuk menghasilkan buah….lalu mati. Sekali hidup sesudah itu mati? Entahlah…..dengan usia yang singkat?   Umur manusia terpanjang saat ini bila dibandingkan umur manusia jaman sebelum Masehi? Anda tahu berapa? Cari sendiri referensinya. Padahal dulu itu taka da yang namanya teknologi. Semuanya bergantung pada alam…..nah lu?    

Baca Juga  Telaah Ritual Seksualitas Masyarakat Atoni Pah Meto

Semua baik adanya. Yang mengganjal secara pandangan saya, akhir-akhir ini, media social semakin menjadi ancaman terbesar. Khususnya dalam menjaga keutuhan bangsa INDONESIA kita tercinta. Anda bisa membayangkannya kan? Saat mana orang dengan mudah melakukan apa saja di media social? Bahkan berdoa pun di media social…oh…seandainya Yang Maha Kuasa Punya Akun media social.  

Orang dengan mudahnya menjelek-jelekkan bahkan memaki-maki orang lain dengan media social. Tanpa sadar kita telah terhanyut dalam arus yang lumayan deras. Semakin menjadi-jadi. Bahkan keutuhan Bangsa Tercinta Kita INDONESIA menjadi taruhan. Media social hanya dengan deretan tulisan-tulisan mampu mengobok-obok hingga ke alam bawah sadar kita. Tanpa bicara..tanpa teriakan keras..namun dari tulisan-tulisan saja kita terhipnotis dan mampu membangkitkan emosi kita! Luar biasa man!….merinding saya!  

Yah…itulah pengalaman yang saya rasakan. Bagaimana dengan anda? Saya tidak berbicara disini sebagai seorang ulama, seorang imam, seorang pendeta, seorang pastor..tidak. sekali lagi tidak. Saya orang biasa, yang mencoba mencurahkan permenungan ini ke dalam bentuk tulisan, yang mana saya diliputi keresahan. INDONESIA tercinta kita ini, telah dengan susah payah diproklamasikan oleh Para Pejuang. Berdarah-darah!  

Baca Juga  Mencegah Bola Liar Isu Pemotongan TPP Guru di Kabupaten Kupang (Catatan Redaksi)

Lalu….semurah dan semudah itukah kita mehancurkannya?    

Kita telah menjadi pengungsi di tanah air sendiri!   sudahlah…saya tak usah banyak bicara. Toh yang bacapun pasti tak banyak-banyak. Mari kita kembali pada diri masing-masing. Mulai menumbuhkan rasa cinta tanah air. INDONESIA. Kita berbeda namun disatukan INDONESIA!  

Saat pancasila tak lagi nyaring dibacakan dalam setiap upacara bendera,

Saat anak bangsa berlomba-lomba menonjolkan hal buruk

Saat para orang tua lebih suka bernostalgia kembali ke masa kecilnya

Generasi ini mau dibawa kemana? Sampai kapan kita mau diinjak-injak oleh kebodohan kita! kemalasan kita!
ketidak pedulian kita! Kita….tak kan pernah dewasa kalau tak mau berubah dengan kembali berpedoman pada warisan luhur PANCASILA sebagai dasar NEGARA KITA… INDONESIA KU….! BANGKITLAH….LAWANLAH MUSUH KEBENCIAN DI DALAM HATI KITA…..musuh terbesar itu adalah EGO!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *