Daftar Isi
KOMUNIKASI KUNCI KEDEKATAN EMOSIONAL SUAMI-ISTRI
Oleh RD. Anselmus Leu, Lic. Theol.
Komunikasi adalah cara penyampaian informasi baik dengan kata-kata, maupun tanpa kata-kata agar pesan sampai kepada orang lain.
Komunikasi manusia berlangsung secara Verbal dan non-verbal.
Komunikasi verbal ialah Komunikasi yang disampaikan dengan kata-kata, baik secara lisan maupun tertulis.
Komunikasi non-verbal disampaikan dengan tanda-tanda, simbol, seperti mimik dan tanda-tanda.
1. ASPEK-ASPEK KOMUNIKASI YANG EFEKTIF
Setiap pasangan suami-istri membutuhkan pengetahuan tentang enam prinsip komunikasi suami istri yang efektif.
(a). Ketrampilan berkomunikasi hendaknya dipelajari
Setiap pasangan suami-istri hendaknya berkehendak baik untuk belajar tentang cara berkomunikasi yang baik dan yang efektif.
Hanya dengan cara demikian kita dapat berkomunikasi dengan oranglain, khususnya sampai pada tahab komunikasi emosioanl.
Kita belajar berkomunikasi agar kita belajar untuk sadar diri, belajar mengungkapkan diri,belajar mendengarkan dengan empati, memberikan tanggapan yang baik dan melakukan konfirmasi.
(b) Mustahil untuk tidak melakukan Komunikasi
Pat Noller mengatakan bahwa “mustahil kita tidak melalukan komunikasi”.
Banyak orang salah paham tentang hakekat dari Komunikasi sebatas komunikasi dengan kata-kata.
Maka mereka g agal menyadari bahwa komunikasi akan terus berlanjut kapan saja kita berada di antara kehadiran seseorang.
Beberapa Bentuk Komunikasi :
- Komunikasi Lisan
- Komunikasi Tertulis
- Komunikasi non Verbal (tanda-tanda simbol)
Beberapa Tingkat Komunikasi :
- Isi Komunikasi (Apa yang dikomunikasikan)
- Tingkat Perasaan (Bagaimana perasaan kita terhadap pesan itu)
- Interpretasi (Bagaimana tangapan emosional Anda terhadap isi komunikasi itu)
c) Bagaimana Perasaan Anda terhadap diri Anda sendiri mempengaruhi komunikasi Anda
Jika kita tergelam dalam perasaan-perasaan kita sendiri, maka kita akan menarik diri dan tidak memberikan perhatian pada apa yang sedang dikatakan oleh orang lain.
d) Mendengarkan dengan empati merupakan hal yang penting untuk membangun komunikasi yang baik
Stephen Covey mengatakan, “Terlebih dahulu berusaha untuk mengerti, baru kemudian dimengerti” 6.
Hampir di dalam setiap kejadian, bukan apa yang anda katakanyang menjadi penting dalam proses komunikasi tetapi apa yang orang lain dengandaripada yang anda katakana yang menjadimasalahnya. Jadi seni mendengarkan pesan itu lebih penting dari pesan itu sendiri.
e) Mengulang rekaman sebelum umpan balik
Kita harus meneliti apa yang kita dengarkan dari orang lain, agar kita juga memastikan inti penyampaian.
Dengan demikian kita tidak membuat asumsi-asumsi yang salah mengenai pesan yang kita terima.
Begitu seringnya, kecendrungan dan prasangka kita sendiri dapat menyebabkan kita melakukan interpretasi yang tidak akurat dan bahkan salah terhadap penyampaian orang lain.
f) Perasaan-perasaan adalah inti dari komunikasi
- Semua komunikasi melibatkan ekspresi emosi. Apakah kita menanggapi komunikasi dengan perasaan positif atau negative, atau melalui bahasa yang baik atau bahasa sindirisan.
- Salah satu hal yang penting dalam menanggapi pesan pasangan bicara adalah perasaan-perasaan yang dinyatakan dalam pesan itu. Perasaan adalah pintu gerbang menuju ke hati dan jiwa seseorang.
Keenam prinsip ini sangat memberikan pertolongan kepada setiap pasangan untuk mengingat, karena mereka berfokus pada masalah yang inti dari seluruh komunikasi pernihakan yang efektif.
Dan mereka menyoroti kebutuhan dari pasangan nikah untuk digunakan dan mengembangkan ketrampilan dan perlikaku tersebut secara sangat kritikan di dalam menumbuhkan hubungan yang kuat dan sehat.
Tanpa pengertian yang sederhana mengenai cara-cara bagaimana komunikasi yang baik itu terjadi, pasangan-pasangan nikah akan melalui perjuangan dan tertatih-tatih membuat hubungan dan memabngun suatu sensasi dari kedekatan emosional.
2. TINGKATAN KOMUNIKASI
John Powell menasehatkan bahwa ada lima tingkatan dimana kita dapat melakukan komunikasi dengan orang lain yang menuntun kepada keintiman yang lebih besar.
Tingkat Kelima: Percakapan Klise (basa-basi)
Pada tingkat ini kita hanya mempercakapkan hal-hal klise, seperti “apa kabar?”. “Bagaimana keadaan” atau “senang bertemu denganmu”. Percakapan seperti ini adalah sekadarnya saja dan tidak membagi apa tentang sesuatu yang kita rasakan tentang sesuatu.
Dalam perkawinan atau kehidupan suami istri tingkat dialog semacam ini hanya membuat banyak frustrasi, penolakan dan membuat jarak.
Tingkat Keempat: Melaporkan fakta-fakta tentang orang-orang lain
Pada komunikasi tahab ini ada pengungkapan diri yang minim.
Sama seperti yang mungkin kita sembunyikan di balik hal-hal yang klise, demikianlah pada tingkatan ini, kita berusaha untuk bersembunyi di balik cerita dan narasi mengenai orang-orang lain.
Isinya adalah menyalurkan gosip mengenai orang lain dan peristiwa yang terjadi dalam dunia kita, kita belum memberikan apa pun juga mengenai diri kita sendiri dan juga tidak mengundang apa pun juga dari pasangan kita sebagai timbal balik.
Tingkat Ketiga: Pemikiran-pemikiran dan Pendapat-pendapatku.
Keintiman dimulai pada tingkat ini dengan pengungkapan-pengungkapan diri pada saat pasangan suami-istri mulai membagi beberapa pemikiran dan pendapat-pendapatnya sendiri dengan pasangannya.
Namun pasangan suami istri masih berhati-hati dan mencari tanda penerimaan sementara pasangan suami istri mengambil resiko membagikan beberapa pendapat untuk menyatakan hal-hal kecil dari pemikiran pasutri, keputusan pasutri, dan dugaan-dugaan pasutri.
Pemikiran-pemikiran pasangan dapat memberikan beberapa kesempatan kepada pasangan untuk mengenal diri dengan intim.
Tingkat Kedua : Perasaan-perasaan dan Emosi-emosiku
Perasaan dan emosi Anda adalah apa yang sedang terjadi dalam diri Anda.
Perasaan Anda dan apa yang sedang terjadi di dalam diri anda.
Perasaan Anda dan emosi anda yang membedakan diri Anda dengan orang lain dan mengatakan kepada pasangan Anda mengenai siapakah dirimu sebebanrnya.
Pada tingkat ini, kejujuran emosional yang tulus dan keterbukaan sudah terjadi, dan hubungan yang intim akan segera mengambil alih tempat.
Tingkat Pertama: Komunikasi Intim
Komunikasi yang sejati terjadi pada tingkat di antara dua orang yang mau mengambil risiko untuk secara mutlak menjadi terbuka, jujur dan tulus terhadap satu sama lain.
Hubungan pribadi ini akan mengarah kepada pandangan-pandangan yang dalam dan persahabatan yang sejati sebagai hasil dari hubungan emosional, empati yang setara dan pengeritan.
3. PROSES KOMUNIKASI
Suami-istri perlu memiliki enam ketrampilan dalam komunikasi sebagai berikut
1. Kesadaran diri
Pertama kita harus sadar dan bersentuhan dengan kemampuan kita untuk menjadi sadar dan bersentuhan dengan perasaan kita sendiri. Kemudian kita juga harus dasar tentang bagaimana kita merasa tentang orang lain (pasangan).
Kalau kita melihat diri kita sebagai orang yang tidak memadai, inferior, atau tidak merasa aman, hal ini pasti akan berpengaruh terhadap cara kita menyediakan perasan-peraan kita kepada pasangan (orang lain).
Kalau kita melihat orang lain sebagai orang yang tidak dipedulikan, tidak didukung, dan agresif, ini tentu saja akan memberikan pengaruh terhadap cara kita menyajikan pesan-pesan kita kepada orang lain (pasangan).
Kalau kita tidak yakin dengan siapa diri kita ini sebenarnya dan bagaimana perasaan kita, mungkin kita akan mendapatkan kesulitan besar untuk memformulasikan apa yang hendak kita sampaikan kepada pasangan (orang lain).
Beberapa factor lain juga dapat menghambat kemampuan kita untuk menyatakan apa yang kita inginkan untuk berkomunikasi dengan orang lain. Kita tidak mampu mengungkapkan diri kita; perasaan-perasaan kita yang bertentangan tentang sesuatu. Atau usaha keras untuk menyembunyikan dan menutup perasaan-perasaan dari kemarahan, frustrasi, ketakutan, menguasai, atau penipuan.
2. Pengungkapan Diri
Pengungkapan diri dalam bentuk verbal/lisan seperti mengungkapkan pemikiran-pemikiran pribadi, pendapat pribadi, perilaku-perilaku, dan kepercayaan-kepercayaan. Namun kita juga mengungkapkan diri secara nonverbal, seperti mebagikan perasaan afeksi lewat air mata, tertawa; dan salang membagi kegembiraan dalam hubungan seksulitas.9
Pengkupan diri secara nonverbal sering kurang dihargai oleh banyak pasangan yang belum menyadari akan pengaruhnya yang sangat dasyat dalam relasi hidup suami-istri.
Secara umun disetujui bahwa pesan-pesan komunikasi non Verbal sebanyak 97 persen, dan hanya 7 persen dari pesan lisan yang dipakai dalam komunikasi manusia setiap hari.
Sedangkah 55 persen dari pesan akan disalurkan melalui bahasa tubuh atau “aspek-aspek visual” (ekspresi wajah, padangan mata, gaya tubuh, gerakan-gerakan) dan 38 persen disalurkan melaluibahasa tubuk “aspek vocal” (nasa suara, kerasnya suara, tempo, dan pertukaran tangga nada).
Selanjutnya aspek-aspek nonverbal (bukan lisan) dari komunikasi itu secara ekstrim sangat penting bagi pasangan suami-istri, karena aspek-aspek tersebut merupakan sarana, yang akan dilewati oleh pernyataan-peryataan emosi, perilaku-perilaku dari penghormatan dan empati pribadi antara pribadi dan perasaan-perasaan mengenai hubungan, yang semuanya akan disalurkan.
3. Mendengarkan
Mengderkan adalah ketrampilan yang paling penting dalam berkomunikasi. Hanya melalui situasi mendengarkan dipastikan kita dimengerti dan diterima. Tidak sesuatu hal yang paling melecehkan kita apabila kita diabaikan atau tidak didengarkan.
Mikhael Nikolas percaya bahwa mendengarkan adalah kekuatan yang dasyat di dalam seluruh kehidupan kit. Mendengarkan akan rahmat, melaluinya kita dapat memberikan perhatian kita kepada orang lian (pasangan).
Melalui mendengarkan pasangan suami istri dapat membangun ikatan dari saling pengertian untuk menguatkan hubungan mereka dan menghubungkan mereka terhadap satu sama lain.11
4. Interpretasi
Mendengarkan dengan empati mempunyai kemampuan untuk menarik kita masuk dalam ruang pribadi orang lain (pasangan).Mendengarkan dengan empati member ruang bagi orang lain (pasangan) merasa aman dan merasa diterima.
Ketrampilan untuk mendengarkan adalah kebutuhan untuk menginterpretasi secara akurat terhadap pesan yang sedang dikirim. Apakah yang anda sedang katakana? Apa aritnya itu? Berusaha untuk membaca sandi dari yang memberikan pesan agar mampu meberikan interpretasi yang tepat bagi pasangan (orang lain).
Tidak ada yang lebih bernilai bagi sebuah pasangan suami-istri daripada perasaan yang menunjukkan bahwa mereka telah didengarkan dan dimengerti secara akurat.
Mengetahui bahwa pasangan Anda mengerti akan apa yang anda pikirkan danrasakan, merupakan suatu cara yang jitu untuk membuat hubungan. Komunikasi yang efektif hancur akibat dari kesalahan membaca sandi dari pesan pasangan.
Faktor-faktor penyebab terjadinya hambatan dalam berkomunikasi altara lain:
Arti kata yang rangkap arti (ambigu); Prasangkan; penilaian berat sebelah; mempertahankan diri secara emosional yang dipicu oleh kepentingan diri sendiri atau perasaan-perasaan yang menyakitkan, ketakutan, atau kemarahan, interupsi atau terlalu cepat mengambil kesimpulan, dan sejarah dari hubungan masa lalu.
5. Mengulang Rekaman
Kita mengulangi pesan atau perkataan pasangan untuk memastikan apakah kita telah mendapatkan pesanannya secara akurat dan meyakinkan pasangan bahwa kita telah menerima penyampaiannya secara tepat.
6.Kofirmasi
Proses dari komunikasi itu akan lengkap kalau orang yang memberikan pesan telah mengkorfirmasi bahwa hubungan telah terjadi dan pendengar secara akurat telah mendengar pesan tersebut.