Menanggapi adanya perbedaan penetapan awal Syawal di masyarakat, Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas mengimbau agar seluruh umat Islam dapat menjaga ukhuwah Islamiah.
“Saya mengimbau seluruh umat Islam untuk tetap menjaga toleransi, saling menghargai, dan ukhuwah Islamiah menanggapi adanya perbedaan penetapan 1 Syawal. Saling menghormati perbedaan keyakinan itu indah,” imbau Menag Yaqut usai Sidang Isbat 1 Syawal 1444 Hijriah (H) di Jakarta, Kamis (20/4/2023).
“Mari menebarkan kedamaian dalam Idufitri,” sambungnya.
Senada dengan Menag, Ketua Komisi VIII Bidang Keagamaan DPR RI Ashabul Kahfi berharap agar hasil sidang Isbat itu justru dapat dijadikan sarana untuk memperkokoh ukhuwah Islamiah. Ia pun meminta semua pihak untuk dapat menghormati keputusan dalam penentuan 1 Syawal 1444 H.
“Bagi yang lebih awal melaksanakan shalat Id dari keputusan pemerintah diharapkan menghormati umat Islam yang masih menyempurnakan puasanya di hari terakhir,” harap politisi Partai Amanat Nasional itu.
Menurut Ashabul Kahfi, atas nama ukhuwah pula perbedaan seperti itu sudah sering terjadi tanpa perlu diperdebatkan apalagi mengarah kepada debat kusir yang tak perlu.
Masing-masing pihak, lanjutnya, pasti memiliki dalil untuk membenarkan pandangannya. Pandangan yang berbeda itu seharusnya memiliki kedudukan yang sama-sama benar sesuai mahzab yang dipakai.
“Kami juga sudah mengimbau kepada pemerintah pusat dan daerah untuk memberi ruang dan memfasilitasi umat Islam yang akan melaksanakan Salat Id yang lebih awal dari ketetapan pemerintah,” ujarnya.
“Atas nama Pimpinan Komisi VIII DPR RI kami menyampaikan selamat merayakan hari kemenangan Idulfitri 1444 H,” tutup Ashabul Kahfi.
Foto: Dok Humas Kemenag/kemenag.go.id