Kotbah Katolik Minggu Biasa VII Oleh Rm. Chris Taus, Pr – Paroki Sta. Helena Lili – Camplong.
Sifat manusia pada umumnyabalas dendam kepada orang yang menyakitinya atau musuhnya. Orang baru merasa puas kalau ia bisa balas dendam. Karena dengan balas dendam orang merasa harga dirinya yang sudah jatuh dipulihkan kembali.
Perasaan dendam ini terkadang bisa berlangsung turun temurun. Orang baru merasa puas kalah ia sudah balas dendamnya.
IKLAN
pasang iklan anda di sini!
Orang Yahudi hidup dalam hukum Taurat Musa. Hukum Taurat Musa, MELARANG setiap orang Yahudi untuk membalas dendam kepada sesama atas alasan apapun. Janganlah engkau menuntut balas dendam kepada sesama bangsamu tetapi kasihilah sesamamu seperti dirimu sendiri (Imamat,19,18).
Bagi orang Yahudi sesama manusia hanya terbatas dalam lingkup orang Yahudi. Mengasihi sesama berarti mengasihi hanya orang Yahudi.Titik.
Pada sisi yang lain, orang Yahudi menganut hukum pembalasan dendam YANG SETIMPAL seperti mata ganti mata, gigi ganti gigi,dst. Semisal kalau orang sakitimu di mata balas dia di matanya, mulut ya balas di mulutnya. Tetapi kalau sakiti di mata lalu balas di bagian tubuh yang lain, itu masalah baru. Dan orang Yahudi sangat kuat pegang prinsip ini. Mata ganti mata, gigi ganti Gigi.
Bagi orang Yahudi, hukum balas dendam yang setimpal ini terasa sangat adil, kalau dibandingkan dengan hukum balas dendam umumnya. Karena memperkecil masalah balas dendamnya. Gigi ya gigi saja.
Yesus sebagai orang Yahudi dalam mewartakan ajaran Injil kabar gembira, sangat memperhatikan bagaimana orang Yahudi memperlakukan sesama soal balas dendam dll. Maka Yesus mengajarkan Hukum Baru yaitu Hukum Kasih yang cakupan yang jauh lebih luas, dan lebih radikal tuntutannya.
Sesama manusia ialah semua orang siapa saja tanpa batasan apapun .
Soal musuh dan org yang membenci kita. Inilah ajaran Yesus: kasihilah musuhmu, berbuat baik kepada orang yang membenci kamu, minta berkat bagi orang yang mengutuk kamu, jika ada yang tampar pipi yang satu, beri pipi ya g lain dst.
Ini menjadi ajaran baru bagi orang Yahudi dan setiap pengikut Yesus. Rasanya berat untuk laksanakan, karena sangat radikal dan tidak ada dalam hukum Taurat. Kita masih ingat orang Samaria yang baik hati.
DASAR ajaran hukum Baru ini ialah apa yang menjadi inti bacaan Injil minggu ini : HENDAKLAH KAMU BERBELAS KASIH SEBAGAIMANA BAPAMU BERBELASKASIH. (hendaklah kamu murah hati seperti Bapamu murah hati).
Dalam ajaran Yesus tentang Bapa yang berbelas kasih, kita dapat menemukan sifat-sifat Allah yang berbelas kasih kepada sesama siapa saja, termasuk yang memusuhi kita.
Setiap pengikut Yesus kita dituntut untuk BERBUAT LEBIH kepada sesama kita, terutama yang menjadi musuh kita .
Yesus tidak saja ajarakan, tetapi Yesus sendiri berbuat. Di atas kayu salibNya ia do’akan para algojo yang mengakibatkan Dia. Tuhan… ampunilah mereka.. karena mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.
Kisah Raja Daud dan Saul dalam bacaan pertama menjadi contoh kuat. Bagamana mencintai musuh. Daud biarkan Saul yang ingin membunuhnya tetap hidup. Karena Daud tidak balas dendam kepada Saul, meskipun peluang itu ada.
PESAN IMAN.
- Mencintai musuh dan doakan orang yang sakiti kita, sungguh ajaran yang sangat radikal dan menantang. Nerat memang tetapi inilah jalan keselamatan yang Yesus jalani dan menjadi jalan setiap pengikut Yesus. Mutu kemuridan kita terletak di sini
- Jangan balas dendam, karena balas dendam Akar dari segala dosa. kain bunuh Abel karena balas dendam.
MINGGU BIASA VII
1Sam:26,2,7-9,12-13,22-23
Luk,6,27-38