Daftar Isi
Tiga Hari di Nusa Bungtilu (Bagian 2)
Tiga Hari di Nusa Bungtilu, kita lanjut ceritanya, tentang tiga hari di Nusa Bungtilu / Pulau Semau bagian 2.
Kemarin saya cerita sampai ke acara pembukaan.
Ada tarian yang spektakuler. Pokonya gerakan-gerakan 200 orang penari dalam acara pembukaan itu cukup mencuri perhatian ribuan peserta yang memadati lapangan upacara.
Pada perhelatan FLS2N tahun ini di Semau Selatan, ada juga stand-stand pameran yang di sekitar lokasi Perlombaan di SMAN 1 Semau Selatan.
Oh iya, pada acara pembukaan ini, saya sempat bertemu seorang kenalan. Kami berkenalan di facebook sejak beberapa tahun lalu. Beliau adalah Pak Charles Bising. Dulunya sebagai pewarta di harian Timor Express. Kini telah menjadi kepala Desa di salah satu desa di Nusa Bungtilu…… “iya…kembali untuk membangun dari desa” …. begitu salah satu pernyataan yang terlontarkan dari beliau saat kami sempat mengobrol sebentar. Sukses selalu pak desa.
Usai upacara pembukaan panitia melanjutkan jadwal perlombaan dua mata lomba. Gitar solo dan tarian solo. Saya tidak lagi menyempatkan diri menonton. Akan tetapi Langsung kembali ke penginapan, dan hanya turut mendengarkan hiruk pikuk perlombaan dari tempat duduk saya di penginapan. Perlombaan berlangsung hingga dini hari.
Tiga Hari di Nusa Bungtilu (Bagian 2)
Esok harinya di tanggal 28 April 2023, perlombaan berlanjut lagi dengan beberapa mata lomba diantaranya : Lomba Debat Bahasa Indonesia, Lomba Paduan Suara, Lomba Vokal Solo, Lomba Cipta dan Baca Puisi.
Sebagai pendamping Debat Bahasa Indonesia, pada pukul 08.00 WITA, saya dan tiga orang murid saya, sudah ada di lokasi perlombaan. Anaka-anak mendapatkan beberapa arahan dari panitia sebelum mulai menunggu antrian untuk berdebat.
Sekolah kami mendapat lawan debat dari SMAN 2 Amarasi Timur. Bukanya pesimis, akan tetapi….kami dari sekolah di pinggiran / pedalaman, memiliki “kultur” yang agak berbeda dengan sekolah-sekolah yang ada di perkotaan / pinggiran kota terkhusus dalam hal BERDEBAT ILMIAH, yang tentunya membutuhkan wawasan yang luas. Untuk berdebat, bukan kami tak bisa. Salah satu hal sederhana, bahwa penggunaan bahasa daerah masih menjadi bahasa yang mendominasi, sehingga ini menjadi satu kendala saat kami akan berdebat secara ilmiah. Tak usah berkecil hati, kita mesti belajar lagi. 😁🙏
Anak-anak selesai tampil di sekitar pukul 14.30 WITA. Usai tampil, kami bergegas kembali ke penginapan untuk bersiap lagi ke perlombaan di hari berikutnya.
Esoknya, Sabtu, 29 April 2023, sesuai jadwal dari panitia, lomba yang akan diselenggarakan yaitu Paduan Suara, Teater Monolog dan Debat Bahasa Inggris. Ada dua jenis lomba yang tak diikuti Sekolah kami, lomba gitar solo dan lomba Debat Bahasa Inggris (Urusan English, kami masih lemah lembut 😀🙏)
Paduan suara tampil sekitar pukul 11.00 WiTA, sedangkan teater monolog mendapat jadwal di sekitar pukul 14.00. Selesai tanpil, sambil mendendangkan lagu Flobamora kami berjalan kaki kembali ke penginapan, untuk segera melanjutkan agenda berikutnya. Agenda yang dinanti-nantikan. Orang bilang, jangan cerita kau pernah ke Nusa Bungtilu kalau belum ke destinasi wisatanya. Di Selatan ada Pantai Liman, di Utara ada Pantai Otan.
Tiga Hari di Nusa Bungtilu (Bagian 2)
Kami rombongan akan ke Pantai Liman. Sebuah pantai di selatan Nusa Bungtilu dengan hamparan pasir putih dan sebuah bukit berpadang rumput hijau menjulang tinggi membuat mata setiap pengunjung akan terpukau dengan kemolekannya. Foto selfi? Sudah tentu dong.!
Rombongan bergerak menuju pantai Liman. Di sana ada beberapa spot foto yang indah-indah, ada tempat untuk mandi di pantai, dan ada beberapa cafe dan juga vila. Kami menikmati keindahan Pantai Liman hingga sang surya kembali ke peraduannya. Pokoknya terlalu indah kaka! Mari silakan dikunjungi. Berikut beberapa foto saat di Pantai Liman :
Tiga Hari di Nusa Bungtilu (Bagian 2)
Oh iya ongkos Kapal Fery untuk sampai ke Nusa Bungtilu, cukup kau rogoh belasan ribu untuk satu orang, jika dengan sepeda motor, lima puluhan ribu, dan dengan roda empat sekitar seratus lima puluhan ribu. (Validnya silakan cek di ASDP) Selain Kapal Fery ada juga kapal motor / perahu kecil yang beroperasi setiao hari, ongkosnya 50 ribu s.d 100 ribu sekali perjalanan.
Selesai berfoto ria di Pantai Liman, kami kembali ke penginapan. Agenda terakhir tinggal upacara penutupan dan pembacaan juara lomba. Sekolah kami tak mendapatkan satupun juara. Tidak masalah. Hasil dari sebuah perlombaan pasti ada yang menang dan ada yang tidak menang. Yang mendapat juara tentu punya bakat dan berproses maksimal. Kita yang masih belum mendapat juara, dipacu untuk terus berlatih agar lebih baik di tahun mendatang.
Penutupan selesai, kami tidur dan esoknya Minggu, 30 April 2023, kami mulai bergerak menuju Pelabuhan Hansisi untuk menyeberang ke Pulau Timor.
Selamat tinggal Nusa Bungtilu, kita bertemu untuk berpisah, dan berpisah untuk nanti kembali bertemu di lain kesempatan. Terima Kasih untuk semua pelayanan dari tuan rumah (SMAN 1 Semau Selatan), Pemerintah, Kepolisian, Tuan Rumah tempat kami menginap, dan semua yang ada di sana, yang tak sempat disebutkan.
Suatu saat kita pasti kembali bersua untuk sekadar mengenang kembali kisah-kisah indah yang telah terukir bersama selama tiga hari di Nusa Bungtilu. Tak ada gading yang tak retak. Sebagai manusia, kami punya banyak kelalaian. Segala kekurangan itu menjadi permenungan bagi kita untuk lebih baik di hari esok!
Sampai jumpa di FLS2N 2024 di Amarasi Selatan. BOABLINGIN!