Guru yang Baik dan Guru yang Mengagumkan

OPINI, PENDIDIKAN54 Dilihat
KEBIASAAN GURU YANG BAIK DAN GURU YANG MENGAGUMKAN

1. Guru yang baik pandai bicara, sedangkan guru yang mengagumkan tahu cara berpikir

            Guru yang baik menyampaikan informasi dengan tenang serta lancar dalam ruangan kelas sedang guru yang mengagumkan mencoba memahami pikiran dan perasaan muridnya agar dapat mengasuh mereka lebih baik. Bagi guru yang mengagumkan murid bukanlah sekedar nomor di dalam kelas, tetapi seorang manusia yang kompleks dengan kebutuhan yang unik.
            Kebiasaan pertama dari guru yang mengagumkan adalah memahami pikiran murid dan mencoba menemukan jawaban yang tidak biasa; yang berbeda dibandingkan dengan yang biasa mereka gunakan.
            Sindrom ATS (Accelarated Thought Syndrome –gejala pikiran yang terlalu cepat melanda anak-anak kita. Maka anak tidak dapat berkonsentrasi untuk berpikir dengan tenang. Ketika anak menonon TV sejak di kandung ibunya, ada enam puluh karakter per jam memasuki pengalamanan anak-anak: karakter ganas, karakter membunuh, karakter teroris yang membinasahkan, dll memasuki memori anak kita dan bersaing dengan gambaran orangtua dan guru. Maka pendidikan kalah bersaing, berteriak di kelas agar anak-anak beri perhatian karena otak anak-anak berada di tepat lain.
            Maka kualitas kehidupan guru telah dimusnahkan. Sebuah penemuan yang mengejutkan: di Spanyol, 80% guru mengaku stress. Di Inggris pemerintah kesulitan mendapatkan guru, terutama untuk tingkat SD dna SMA, karena hanya sedikit orang yang mau  terjun ke profesi itu. Di Brasil 92% guru mempunyai tiga atau lebih stress.
            Angka-angka ini menajdi semakin menyedihkan: Bahwa guru-guru mengalami stress dan saya yakin situasi Negara berkembang seperti di Indonesia pasti juga guru-guru mengalami stress bahkan lebih dari satu stress.
            Kita lebih memberikan perhatian pada pasar mintak, mobil, dan Komputer, tetapi tidak menyadari bahwa pasar kecerdasan sudah bangkrut dan sudah gulung tikar. Bukan saja gaji guru yang perlu diselamatkan, tetapi juga kesehatan mereka.
2. Guru yang baik memiliki metodologi, sedangkan guru yang mengagumkan mempunyai kepekaan

            Guru yang baik berbicara dengan suara mereka; guru yang mengagumkan berbicara dengan mata mereka. Guru yang baik senang mengajar, guru yang mengagumkan berbicara dengan murid dari hati ke hati
3. Guru yang baik mendidik kecerdasan logika, sedangkan guru yang mengagumkan mendidik emosi.
    
        Guru yang baik mengajari murid cara menjelajahi dunia pengalaman gurunya, tetapi guru yang mengagumkan mengajari murid untuk menejelajahi dunia mereka, yaitu diri mereka sendiri. Pendikakan emosi menolong anak berpikir sebelum bertindak, menjadi tidak penakut, pemimpin dirinya, pengarang ceritera hidupnya sendiri.
 4.  Guru yang baik menggunakan memori sebagai penyimpan informasi, sedangkan guru yang mengagumkan mengunakannya sebagai pendukung seni berpikir

            Guru yang baik menggunakan memori sebagai gudang informasi; guru yang mengagumkan menggunakan memori sebagai pendukung kreativitas. Guru yang baik mengikuti program sekolah, guru yang mengagumkan juga mengikuti program sekolah. Sama saja. Akan tetapi tujuan utama mereka adalah mengajari murid cara menjadi seorang pemikir, dan bukan pengulang informasi.
3.5  5. Guru yang baik adalah pemimpin sementara, sedangkan guru yang mengagumkan adalah pemimpin tak terlupakan.

            Guru yang baik akan diingat semasa sekolah, Guru yang mengagumkan akan menjadi guru yang tak terlupakan. Guru yang baik mencari murid, guru yang mengagumkan dicari murid.  Guru yang baik  dipuji, guru yang mengagumkan dicintai. Guru yang baik mengkhawatirkan nilai murid dan kelulusan murid; guru yang mengagumkan mengkhawatirkan cara mengubah murid menjadi pencipta ide.
6. Guru yang baik memperbaiki perilaku, sedangkan guru yang mengagumkan menyelesaikan konflik dalam ruangan kelas.

            Guru yang baik memperbaiki perilaku agresif murid. Guru yang mengagumkan menyelesaikan konflik di kelas. Antara mengoreksi perilaku dan menyelesaikan konflik di kelas terdapat perbedaan yang lebih besar daripada yang dibayangkan oleh
system pendidikan kita yang mulia ini.
            Guru dan orangtua harus memperlengkapi diri untuk berani menyelesaikan masalah antara anak-anak dan murid mereka. Maka beberapa hal ini menjadi prasyaranya: Pertama-tama, anda perlu mengenal sindrom ATS. Kedua, guru perlu menjaga emosi dalam menghadapi konflik panas antar murid-murid; kalau tidak, gesekan dapat merusak mentalitas mereka.  Ketiga, dalam menghadapi gesekan, penghinaan, ataus krisis di antara pada murid atau antar murid dan guru, jawaban terbaik adalah tidak memberikan jawaban sama sekali. Selama 30 detik pertama, ketika sedang merasa tegang, kita bias saja melakukan kesalahan terbesar dalam hidup kita.

7. Guru yang baik mengajar karena itu adalah pekerjaannya, sedangkan guru yang mengagumkan mengajar karena itulah tujuan hidupnya.

     Guru yang mengagumkan ingin murid menjadi pemimpin diri sendiri. Lewat beberapa cara, mereka mendengung-dengungkan kepada murid di kelas: “Jadilah orang yang sukses. Jika melaksanakan sesuatu jangan takut gagal, jangan takut menangis. Jika menangis, renungkan kembali hidupmu, jangan menyerah. Selalu beri dirimu kesempatan baru”.

  

**dirangkum dari sebuah makalah.

Baca Juga  Pengertian, Fungsi dan Peranan Kurikulum

Tinggalkan Balasan