Antara CASIS AKPOL dan Pendidikan KITA, MARI BERKACA!

BERITA, OPINI201 Dilihat

Beberapa waktu terakhir ini di warganet di NTT sedang ramai memperbincangkan terkait seleksi calon siswa taruna Akademi Kepolisian (Casis Akpol). Sebanyak 11 orang calon siswa telah lulus seleksi dan siap berangkat ke Semarang untuk ikut tahapan selanjutnya.

Ramainya perbincangan warganet di NTT terkait 11 nama yang telah lolos seleksi ini. Menurut beberapa warganet, bahwa beberapa nama dari 11 orang itu bukan merupakan anak asli NTT. Masi menurut komentar-komentar netizen, bahwa 11 orang casis ini ada sedikitnya 4 atau 5 nama yang berasal dari luar provinsi.

Semua ikut bersuara, dari saya yang adalah orang biasa, sampai ke para petinggi dan politisi asal NTT, sebut saja Pak Beni K. Harman, Pak Ansi Lema, dan lainnya. Dari setiap pernyataan para petinggi, selalu adanya keberatan terkait dengan hasil seleksi ini. Namun, pihak Polda NTT menyatakan bahwa seleksi tersebut sudah sesuai dengan standar, sangat ketat, dan tidak ada yang mengintervensi.

Baca Juga  Tanggapi Krisis Global, Fakultas Filsafat Unwira Adakan Seminar Internasional

Saya pribadi tidak ada urusan sampai urusan nama hingga marga. Siapapun yang mewakili NTT, saya anggap dia pantas. Dari Segala aspek! karena saya lebih tau diri. Ini pendapat pribadi ya!.

Menoleh ke belakang, beberapa waktu yang lalu, salah seorang anggota legislatif begitu garangnya menyuarakan terkait permasalahan pendidikan di NTT. Ini tentu ada keterkaitan dengan hasil seleksi calon siswa akpol ini. Anak NTT mimpinya bukan baru terkubur saat seleksi calon siswa. Banyak yang terkubur mimpi mereka saat masih di bangku sekolah. Pendapat pribadi ya! anda boleh punya argumen dan pendapat lain dalam hal ini.

Baca Juga  Menang 2 : 0 atas SMAN 1 Semau, SMAN 1 Amarasi Ke Final

Sekolah-sekolah yang ada di kota, tentu memiliki kelengkapan fasilitas, ketersediaan guru bahkan sampai menumpuk. Sementara yang ada di kampung-kampung di pedalaman ? mari kita sapu dada! (dada sendiri, jangan pi sapu dada orang lain!)

Mari berkaca. Persoalan Casis Akpol tahun 2024 ini adalah tamparan keras bagi kita khususnya di dunia pendidikan. Dalam hal ini perlu adanya langkah ekstrim! Seperti Gubernur periode lalu Bapak Viktor Bungtilu Laiskodat, yang dengan “gila” mengambil kebijakan sekolah jam 5 pagi. Ini semacam efek kejut! Pendidikan di NTT perlu dikasih strum, agar bisa lancar kembali! Sayangnya efek kejut itu baru terjadi di akhir masa kepemimpinan Pak Viktor. Kebijakan beliau viral sebentar lalu pudar, bahkan dibatalkan setelah datang penjabat gubernur. Selesai.

Baca Juga  Lagi - lagi, Polres Belu Mendapat Dukungan dari Pemuda Pancasila Dalam Mengusut Dugaan Korupsi Dana Hibah Dekranasda 1.5M

Padahal, sekolah jam lima pagi bila saya terjemahkan maka, kita perlu mengadakan asrama di setiap sekolah! Sekolah WAJIB ASRAMA! apapun resikonya, kita harus bisa! agar lebih banyak kegiatan kita bersama anak-anak lebih berproses menuju ke cita-cita yang luhur.

Kita lihat contoh. Di seminari-seminari (sekolah calon imam Katolik) punya asrama, segala kegiatan dijadwalkan, dan apa hasilnya? mereka pintar-pintar!.

eh cukup dulu di sini. kita sambung di lain kesempatan. Silakan kasi komentar kalau tulisan ini blepotan. Saya memang sedang belajar menulis tanpa edit.

o iya yang mau tonton pembahasan saya tentang persoalan ini di youtube, bisa klik channel saya dengan nama di youtube : matatimor