PERTRANSIIT BENEFACIENDO, AD VITAM AETERNAM

- Editorial Staff

Sabtu, 5 April 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

PERRANSIIT BENEFACIENDO AD VITAM AETERNAM!*

Mari kita bersama merenungkan kedalaman makna wafatnya Uskup Agung Emeritus Kupang, Mgr. Petrus Turang, dengan motto “Pertransiit benefaciendo” (“Ia berlalu sambil berbuat baik” – Kis 10:38),

Kematian sebagai Penyempurnaan “Pertransiit Benefaciendo”

Motto Mgr. Turang merujuk pada hidup Yesus yang “berjalan berbuat baik” hingga kematian-Nya. Dalam terang iman Katolik:

IKLAN

pasang iklan anda di sini!

  • Kematian adalah akhir perjalanan duniawi, tetapi awal persatuan dengan Kristus. Seperti Yesus yang “telah menyelesaikan karya yang Bapa berikan kepada-Nya” (Yoh 17:4), Mgr. Turang telah menyelesaikan tugas penggembalaannya.
  • Kesetiaan pada kebenaran (sifat tegas & blak-blakannya) mencerminkan kesaksian iman (martirion), meski bukan martir darah.
  • Kelembutan dalam relasi menunjukkan caritas (kasih Kristiani), yang adalah hukum tertinggi (1 Kor 13:13).
    Kematiannya mengingatkan bahwa kesetiaan pada kebenaran dan kasih harus berjalan bersama, sebagaimana hidup Kristus.
Baca Juga  Pesan Paskah 2025 Uskup Keuskupan Agung Kupang

Jiwa yang Abadi dan Tubuh yang Fana

Menurut St. Thomas Aquinas:

  • Manusia adalah “jiwa yang menghidupkan tubuh” (anima forma corporis). Kematian Mgr. Turang adalah perpisahan sementara jiwa dari tubuh, tetapi bukan kehancuran total.
  • Jiwa rasional (anima intellectiva) bersifat abadi karena mampu mengenal kebenaran universal (seperti kebaikan, keadilan, dan Allah). Sifat tegas Mgr. Turang dalam kebenaran adalah ekspresi jiwa rasional yang mencari Bonum Verum (Kebaikan dan Kebenaran Objektif).
  • Tubuh akan dibangkitkan pada akhir zaman—sehingga penghormatan pada jenazahnya adalah pengakuan akan martabat tubuh sebagai bagian dari pribadi.
Baca Juga  Peduli Akan Dunia Pendidikan, Kapolres Belu Memberi Bansos Bagi 84 Siwa Kurang Mampu.

Kematian bukanlah akhir, melainkan transisi menuju kepenuhan hidup dalam Allah.

Martabat Pribadi dan Relasi yang Menguduskan

Mgr. Turang dikenal tegas dalam prinsip tetapi lembut dalam relasi. Ini selaras dengan personalisme Katolik (seperti pemikiran St. Yohanes Paulus II):

  • Setiap pribadi unik dan bernilai mutlak karena diciptakan secara imago Dei (gambar Allah). Ketegasannya adalah bentuk penghormatan pada kebenaran objektif, sementara kelembutannya adalah pengakuan akan martabat pribadi orang lain.
  • Relasi yang menguduskan: Kepemimpinannya bukan sekadar administratif, tetapi pelayanan kasih yang membentuk komunio (persekutuan).
    Pesan bagi Gereja Kupang:
    Warisan terbesarnya bukan hanya kebijakan pastoral, tetapi teladan sebagai “pribadi yang utuh”—berintegritas dalam kebenaran dan berbelas kasih dalam relasi.

Peristiwa berpulangnya Mgr. Turang mengajar dan menegaskan kepada kita semua tiga hal berikut:

  1. Iman Katolik → Kematiannya adalah pemenuhan motto hidupnya: “Pertransiit benefaciendo”, kini ia berjumpa dengan Kristus, Sang Gembala Agung.
  2. Metafisika Thomistik → Jiwa abadinya kini dalam tangan Allah, menantikan kebangkitan tubuh.
  3. Personalisme → Ketegasan & kelembutannya meninggalkan jejak pribadi yang otentik, menginspirasi umat untuk hidup dalam kebenaran & kasih.
Baca Juga  Kebebasan dalam Pendidikan dan Merdeka Belajar ala Mas Nadiem

Ajaran Hidup dari Kepergian Sang Gembala

  • Bagi yang berduka: Jangan berhenti pada kesedihan, tetapi hiduplah seperti dia—berpegang pada kebenaran dan berbelas kasih.
  • Bagi Gereja Kupang: Teruskan semangatnya dengan setia pada iman dan giat dalam pelayanan.
  • Bagi Mgr. Turang sendiri: “Requiem aeternam dona ei, Domine” (Semoga Tuhan menganugerahinya istirahat kekal).
    “Kematian seorang uskup bukanlah akhir karyanya, melainkan awal penggenapannya dalam Tuhan.”
Facebook Comments Box

Penulis : RD. Patris Allegro

Editor : Del Neonub

Follow WhatsApp Channel matatimor.net untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Refleksi Surat Gembala Prapaskah 2025 Sebuah Perspektif Filsafat Realistik
Mendidik APA ADANYA bukan ADA APANYA
Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas XI SMKN Wini Melalui Perogram Baca 15 Menit
Antara CASIS AKPOL dan Pendidikan KITA, MARI BERKACA!
KEDUDUKAN KESAKSIAN TESTIMONIUM DE AUDITU DALAM UPAYA PEMBUKTIAN TINDAK PIDANA PERSETUBUHAN DALAM KERANGKA PEMBAHARUAN HUKUM
2023 berakhir!
Mencegah Bola Liar Isu Pemotongan TPP Guru di Kabupaten Kupang (Catatan Redaksi)
Upaya Sederhana Meningkatkan Literasi di Fatuleu Barat

Berita Terkait

Sabtu, 5 April 2025 - 19:14

PERTRANSIIT BENEFACIENDO, AD VITAM AETERNAM

Senin, 24 Maret 2025 - 23:38

Refleksi Surat Gembala Prapaskah 2025 Sebuah Perspektif Filsafat Realistik

Jumat, 18 Oktober 2024 - 23:46

Mendidik APA ADANYA bukan ADA APANYA

Senin, 14 Oktober 2024 - 07:34

Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas XI SMKN Wini Melalui Perogram Baca 15 Menit

Selasa, 9 Juli 2024 - 10:29

Antara CASIS AKPOL dan Pendidikan KITA, MARI BERKACA!

Berita Terbaru

Sumber : Vaticannews.va

BERITA

Kamis Putih : Paus Fransiskus Kunjungi Narapidana

Kamis, 17 Apr 2025 - 21:19

Renungan Jumat Agung Oleh RD. Leo Mali

RELIGI

Salib, Derita, dan Harapan | Renungan Jumat Agung

Kamis, 17 Apr 2025 - 20:52

RELIGI

Pesan Paskah 2025 Uskup Keuskupan Agung Kupang

Kamis, 17 Apr 2025 - 03:08

RELIGI

Homili Minggu Palma, 13 April 2025

Sabtu, 12 Apr 2025 - 10:48

OPINI

PERTRANSIIT BENEFACIENDO, AD VITAM AETERNAM

Sabtu, 5 Apr 2025 - 19:14

error: Content is protected !!