Tidak Lulus Seleksi Guru PPPK, Kepsek SMPN. Rinbesihat – Belu, Dinilai Bagaikan Kacang Lupa Kulit

BERITA, INFOPUBLIK22 Dilihat

Atambua, News.Matatimot-Net : Hasil calon guru Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) tahun 2022 di Kabupaten Belu ternyata meninggalkan masalah.

Hal itu menjadi nyata setelah aksi para tokoh pendiri dan juga beberapa tokoh tuan tanah SMP Halibesin, Kecamatan Tasifeto Barat, Kabupaten Belu melakukan protes kepada kepala sekolah (kepsek) dan guru senior yang diketahui turut melakukan penilaian dalam seleksi terkait kinerja dan juga kompetensi peserta PPPK dari sekolah tersebut tidak fair.

Para guru yang berasal dari Desa Rinbesihat dan sudah mengabdi belasan tahun sejak berdirinya SMPN Halibesin yang turut ikut dalam seleksi PPPK dinyatakan tidak lulus, sedangkan beberapa guru yang baru mengabdi beberapa tahun terakhir dan berdomisili di luar Desa Rinbesihat dinyatakan lulus dalam seleksi.

Dengan wajah memerah menahan emosi Gregorius Ulu selalu Sekertaris Komite dalam acara klarifikasi persoalan penilaian kepala sekolah dan guru senior yang diselenggarakan di Aula Laboratorium SMPN Halibesin, Senin (3/04/2023) mengungkapkan kekecewaannya.

“Sebagai salah satu tokoh pendiri SMPN Halibesin yang saya ingat persis adalah bahwa tujuan utama sekolah ini dibangun yakni untuk meminimalisir pengangguran dan mengurangi angka buta huruf di desa ini. Jelas Goris

Baca Juga  Program Swasembada Pangan dan Misi Pemberantasan Korupsi Bupati Malaka Gagal, PMKRI Malaka Angkat Bicara

Ketik mengetahui bahwa bapak kepala sekolah dan guru senior yang juga turut menentukan kelulusan dari seleksi anak-anak kami, saya merasa sangat kecewa dan terpukul.

Bagaimana tidak, anak-anak kami yang saya tahu sejak dari sekolah ini di bangun dengan niat baik dan sukarela mau mengajar adik-adik mereka di sini sudah belasan tahun ternyata tidak ada satu pun yang lulus. Apakah mereka terlalu bodok. Atau? Tapi kalau mereka bodok, kenapa lulusan dari sekolah ini banyak yang sudah sukses? Ini aneh.” ungkap tokoh yang akrab disapa dengan nama Goris itu.

Goris Ulu juga meminta agar Kepsek selaku pemimpin harus bisa mampu melayani dengan hati dan merangkul dengan kasih bukan memecah belah.

“ Saya minta kepala sekolah selaku pemimpin harus bisa mampu melayani dan merangkul semua anak-anak kami yang mengabdi di sekolah ini. Melayani dan merangkul dengan apa? Ya melayani dengan hati dan merangkul dengan kasih.” Kata Goris

Baca Juga  Startup hingga Investor Diajak Kolaborasi Bangun Ekonomi Digital Bangsa

Selain Goris Ulu, ada pun tokoh masyarakat, tokoh pendiri dan sekaligus pemilik lahan SMPN Halibesin yakni Maria Moy juga mengaku kecewa.

“Sebagai pemilik lahan yang telah dengan sukarela menyerahkan lahan ini kepada masyarakat untuk didirikan gedung sekolah saya rasa kecewa.

Kami orang kecil yang punya harapan besar untuk masa depan anak-anak kami. Tapi harapan itu seakan sia-sia lantaran anak dan adik kami yang selama ini telah mengabdi lama dan telah bersusah paya dari nol membesarkan sekolah ini, nasib mereka yang sebenarnya bisa berubah melalui mekanisme seleksi guru PPPK yang kami tahu sebagian besar ditentukan oleh kepala sekolah dan guru senior akhirnya pupus. Kami kecewa. Bapak kepsek dan guru senior buta mata dan buta hati.” Ucap Maria Moy dengan air mata

Maria Moy juga mengatakan bahwa, Vincentius Nahak, S. Pd, M. Hum selaku kepsek telah menjadi kacang yang lupa kulit.

“Bapa datang semua sudah siap. Ada gedung, ada murid ada guru. Bapa datang tinggal makan. Makan sampai kenyang di sini. Kenyang sampai lupa anak- anak kami. Kasihan. Kepsek, kau memang terlalu.” Kata Maria

Baca Juga  5 Orang Anak di Kapela Sta. Maria Barate Terima Komuni Pertama

Maria meminta agar kepsek lebih tahu diri, tahu tempat, tahu bahwa dia punya anak dan punya hati.

“ Sebagai orang tua, saya tidak mau omong banyak, karena dari wajah kelihatan kemunafikan bapak kepsek. Bapak, sebagai orang tua saya minta agar bapak ke depan lebih tahu diri, tahu tempat dan yang lebih penting adalah tahu juga bahwa bapak kepsek punya anak dan punya hati.

Karena dengan hati kita tidak menjadi orang mewariskan kepada anak-anak kita suatu yang buruk dan jahat. Karena dengan hati pendidikan akan mewariskan nilai-nilai yang bermutu. Ingat itu.” Ungkap Maria dengan nada tinggi.

Untuk diketahui, turut hadir dalam proses klarifikasi persoalan penilaian kepala sekolah dan guru senior yang diselenggarakan di Aula Laboratorium SMPN Halibesin yakni Sekertaris Dinas P dan K Kabupaten Belu, Sekertaris Camat Tasifeto Barat, Babinpol Desa Rinbesihat, Babinsa Desa Rinbesihat, Kepala Desa (PJ) Desa Rinbesihat, tokoh pendiri SMPN Halibesin, Tokoh Masyarakat, Tokoh Adat dan masyarakat Desa Rinbesihat.

Tinggalkan Balasan