Atambua, News.Matatimor-Net : Kurang lebih enam bulan memegang tambuk kepemimpinan sebagai Kapolres Belu, AKBP, Richo Nataldo Devallas Simanjuntak banyak terobosan yang dilakukannya tanpa mengenal batasan waktu yang ada.
Melihat hal itu Andreas Seran selaku salah satu tokoh masyarakat Desa Leuntolu, Kecamatan Raimanuk, Kabupaten Belu mengapresiasi apa yang telah dilakukan Kapolres, selain itu Andreas mengharapkan Atensi khusus dari Kapolres terutama dalam hal Kasus Korupsi yang ada.
” saya baik secara pribadi maupun masyarakat sangat mendukung penuh terobosan bapak Kapolres Belu,tapi saya juga memberikan atensi buat Kapolres Belu soal Dugaan banyaknya kasus korupsi yang ada di Kabupaten Belu,” ungkap Andreas Seran, saat diwawancara di Kediamannya.
IKLAN
pasang iklan anda di sini!
Lanjutnya, ” tolong bapak kapolres untuk meluangkan waktu khusus untuk menindak lanjut laporan dugan korupsi oleh oknum-oknum yang mengambil uang rakyat,” pintanya
Dikatakan Andreas, setiap kali ada bantuan dari pemerintah pusat untuk masyarakat kecil tetapi baik oknum pemerintah Desa, Pemerintah Kabupaten dengan caranya masing mengambil hak rakyat kecil secara tidak sah.
Tidak hanya itu, lanjut Andreas, banyak persoalan – persoalan yang kini sudah masuk sampai Inspektorat Kabupaten Belu bahkan di Tipikor Polres Belu namun penanganannya mandek.
” Saya yakin dan percaya bahwa terlalu banyak kasus di Inspektorat, ketika kita tanya jawabannya sudah selesai padahal mandek,”tuturnya.
Anehnya lagi, Tegas Andreas, ketika pihak inspektorat langsung turun dan lakukan audit di lapangan namum pulang diam.
” ketika kita tanya SOP yang dipakai inspektorat itu seperti apa, ko kasusnya bertahun – tahun namun tidak ada kejelasanya,”tanyanya.
Tambahnya, ” persoalan itu yang menjadi tanda tanya bagi kami masyarakat. Seharusnya, hadirnya mereka untuk membantu masyarakat kecil, tapi ko membuat masyarakat tambah susah. Bagaimana kita mengatasi kemiskinan, kerjanya saja seperti itu,” pungkasnys.
Menurut Andreas, bagaimana bisa mengatasi kemiskinan yang ada di kabupaten Belu,sementara banyak oknum Koruptor merajarela.
” untuk itu, kami mohon bapak kapolres luangkan waktu sedikit untuk membantu masyarakat kecil dengan mengungkapnya dugaan kasus korupsi di Kabupaten Belu, baik di tingkat Desa maupun tingkat Kabupaten,”pintannya.
Anehnya, tambah Andreas, yang menjadi hak masyarakat diambil oleh oknum-oknum ini untuk berfoya-foya dan itu bisa dilihat.
“Banyak hal yang kami kendala, kami laporan berulang kali, mereka juga turun berulang kali tapi anehnya kasusnya hilang begitu saja. Padahal sudah ada surat rekomendasi, tapi ko bisa hilang kasusnya,”singgungnya.
Dikatakannya, Dikasih waktu dua bulan untuk mengembalikan hasil temuan tapi kasusnya bisa sampai bertahun-tahun.
” untuk itu, kami minta tolong untuk bapak kapolres sisihkan waktu sedikit untuk melihat banyaknya dugaan kasus korupsi di Kabupaten Belu ini,”ujarnya.
Tambah Andreas, masih banyak kemiskinan di Kabupaten Belu ini disebabkan adanya banyak dugaan kasus korupsi yang masih tersumbat. Sehingga para oknum-oknum ini masih leluasa dengan caranya untuk mengambil hak rakyat kecil.
” semoga Bapak kapolres bisa tergerak hati untuk melihat persoalan ini, Banyak kasus dugaan korupsi yang dilaporkan masyarakat tapi hasilnya nol,” tutupnya.