Matatimor.net -02/02/2024 -VIa CatholicNewsAgency – Paus Fransiskus mendorong para biarawan dan biarawati yang telah mengabdikan diri sebagai “pembawa terang” di dunia saat ini melalui kesaksian setia mereka terhadap nasihat-nasihat injili dalam Perayaan vesper pertama Hari Hidup Bakti Sedunia di Basilika Santo Petrus.
Kepada ribuan umat beriman yang hadir pada Sabtu malam, Paus Fransiskus menguraikan bagaimana kemiskinan, kesucian, dan ketaatan dapat mengubah masyarakat melalui kasih Allah, sesuai tema dalam Kitab Suci, “Lihatlah… Aku datang untuk melakukan kehendak-Mu, ya Allahku” (Ibr 10:7).
Perayaan Hari Hidup Bakti Sedunia setiap tahun pada tanggal 2 Februari, pada tahun ini memiliki makna khusus karena Gereja sedang mempersiapkan Yubelium Hidup Bakti yang jadwalnya pada bulan Oktober. Hari Hidup Bakti ini bertepatan dengan hari raya Persembahan Tuhan dan ditandai dengan simbolisme cahaya.
Dalam homilinya , Paus menekankan bagaimana kemiskinan injili membebaskan para religius dari keterikatan duniawi, sehingga mereka dapat menjadi “berkat bagi orang lain” dengan merangkul “kesederhanaan, kemurahan hati, berbagi, dan solidaritas.” Ia memperingatkan tentang bahaya “keegoisan, keserakahan, ketergantungan, dan penggunaan barang-barang material secara kasar”.
“Betapa menenangkannya jiwa ketika bertemu dengan para wanita dan pria religius yang mampu menjalin hubungan yang dewasa dan penuh sukacita seperti ini!” kata Fransiskus dalam doa malam itu. Ia membandingkan orang-orang yang mendapat rahmat tahbisan sebagai “Pengantin Wanita di hadapan Pasangannya… dikelilingi oleh cahayanya.”
Bapa Suci mencatat bahwa kesucian yang berakar pada Tritunggal Mahakudus, memberikan kesaksian yang kuat di dunia yang sering menandai dengan “hubungan yang dangkal dan afektivitas yang egois.” Komunitas religius harus menyediakan pembinaan yang berkelanjutan untuk membantu para anggotanya menghayati karunia ini sepenuhnya tanpa “ekspresi ketidakpuasan yang tidak sehat,” tambahnya.
Mengenai kepatuhan, Paus Fransiskus menyoroti perannya sebagai “penawar bagi individualisme yang terisolasi” di zaman ini, yang mana kata-kata dan gambaran mendominasi dan sedikit saja yang mau menjadi pendengar.
Nasihat ini mendorong “mendengarkan secara aktif” dan membantu orang menemukan tujuan mereka dalam “rencana Tuhan yang lebih besar,” katanya, khususnya dalam keluarga, tempat kerja, dan jaringan sosial.
Paus mengakhiri dengan mengajak para pria dan wanita yang telah ditahbiskan untuk kembali ke asal panggilan mereka melalui adorasi Ekaristi yang diperbarui. “Kita terlalu praktis, kita ingin melakukan sesuatu, tetapi … menyembah,” desaknya. “Harus ada kapasitas untuk adorasi dalam keheningan.”
Umat Katolik di seluruh dunia diundang untuk berdoa pada hari Minggu memohon panggilan menuju hidup bakti.