Nono (t) Atoin Meto, Adat Istiadat / Nono Secara etimologis Nono berarti tali hutan. Secara realis Nono direpresentasikan dengan sebuah batu ceper dililit dengan sebuah tali hutan yang diletakan di kaki tiang agung rumah adat atau lumbung suku atau marga (kanaf) ninu dan juga barang-barang lain yang disimpan bersama dengan dengan batu itu yang dianggap keramat/ memiliki kekuatan tertentu.
Tanda ini merupakan simbol kesatuan seluruh anggota suku marga (Kanaf) yang mengatur tentang pola dalam perilaku terutama tentang fase kelahiran, perkawinan, kematian.
Hal inilah yang disebut dengan nono/norma, dan bila ada pelanggaran terhadapnya maka ada sanksi yang tergolong berat (opte ma’fena).
Dari apa yang telah penulis uraikan di atas, maka jelas bahwa penulis tidak sedang apatis terhadap adat istiadat khususnya adat istiadat Timor akan tetapi, penulis mau menunjukkan bahwa, sebagai orang Kristen yang telah menjadi percaya kepada Tuhan Yesus maka identitasnya adalah sebagai anak Tuhan yang hidup seturut dengan kehendak Tuhan dan memandang segala sesuatunya dari perspektif Tuhan.
Beberapa point penulis sampaikan sebagai kesimpulan akhir:
Setiap orang masyarakat Timor harus menghargai adat istiadat yang telah ada
Masyarakat Timor yang telah menjadi Kristen, seyogyanya menilai dan mempraktikan adat istiadat dengan takut akan Tuhan dan memuliakan Tuhan di dalamnya
Sebagai orang Kristen, maka kebenaran firman Tuhan harus di atas segalanya, termasuk adat istiadat
Adat istiadatlah yang seharusnya disesuaikan dengan standart Alkitab, bukan Alkitab yang disesuaikan dengan standart adat istiadat. Artinya:
a) Alkitab dipandang dan diposisiskan lebih tinggi dari adat istiadat b) Kebenaran adat disaring dengan kebenaran Alkitab; jika adat itu tidak bertentangan dengan kebenaran firman Tuhan, silakan dikembangkan, dilestarikan dan dipraktikan, akan tetapi jika adat itu bertetangan dengan kebenaran firman Tuhan, maka sebagai orang Kristen seyogyanya menjauhkan adat itu. c). Adat dipandang lebih rendah dari kebenaan firman Tuhan Kiranya dalam hidup masyarakat Timor khususnya dan masyrakat pada umumnya yang telah menjadi percaya kepada Tuhan Yesus, hendaklah memiliki identitas diri di dalam Yesus Kristus, dan hendaklah menempatkan Kristus dan firman-Nya di atas segalanya, dan hendaklah memandang, mempraktikan, melestarikan, mengembangkan dan menghargai segala sesuatunya, termasuk adat istiadat dari perspektif Kristus