Unggas raksasa itu pernah berada dan dikembangkan di tempat pemeliharaan pada areal peternakan milik PT Royal Timor Ostrindo di kawasan Camplong, sekitar 45 kilometer arah timur Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur.
Di peternakan ini terdapat 560 burung unta yang dikembangbiakkan.
Pengembangan Unggas raksasa dari Benua Afrika ini ada pada masa kepemimpinan Bupati Kupang, Paul Lawa Rihi. Program pengembangan burung raksasa ini saat itu diharapkan mampu menjadi primadona ekspor dari Nusa Tenggara Timur.
Peternakan Terpadu Burung Unta di Lili,Camplong (Dusun Oelkuku – Sekarang masuk dalam wilayah Desa Kuimasi, Kec. Fatuleu, Kab. Kupang)
Proyek pengembangan Burung unta ini memiliki sumber dana dari Penanaman Modal Asing Besar Dana : Rp. 147.352.770.000,00 dengan Target Fisik/Volume : 1.000 Ekor, dan Top Breder ( From 1.000 ostrichs targetted, 226 have arrived-August 1996 ).
Waktu Pelaksanaan : 164 Hari Kalender ( Mulai 06-04-1996 s/d 05-04-1997 ) Investor : PT. Royal Timor Ostrindo.
Menurut beberapa sumber, Pengembangan Burung Unta dari Afrika ke Nusa Tenggara Timur Memang agak mengherankan bahwa ada sesuatu yang ‘tidak umum’ datang dari Afrika ke bumi Nusa Tenggara Timur. Namun, kenyataanya, burung unta, yaitu sejenis burung berjalan, di datangkan dari Zimbabwe(Afrika Tengah) untuk diternakan dan dikembang-biak kan.
Bisnis perintis ini diresmikan pada 17 April 1996 yang lalu oleh Presiden Soeharto kala itu.
Burung raksasa yang tak dapat terbang ini berasal dari Afrika menyebar di daerah kering dan tandus sekitar gurun Sahara, Maroko, Sudan, Zimbabwe, Afrika Selatan dan negara lainnya.
Di habitat aslinya pada masa lalu burung liar ini diburu untuk mendapatkan daging, kulit dan telurnya. Burung unta memiliki pandangan yang tajam mendeteksi bahaya ketika mencari makan dipadang dan semak.
Cara mempertahankan diri dengan mengandalkan tendangan keras dari kaki yang kekar. Bila ada ancaman kecepatan larinya lebih dari kijang sekitar 40 mil perjam. Tinggi burung jantan usia remaja berusia tiga sampai 4 tahun terutama jantan sekitar 2,5 meter, berat sekitar 100 kg. Tingkat fe hrtilitas burung betina sangat menakjubkan, umur produktif betina untuk bertelur mencapai 30 sampai 40 tahun. Seekor burung unta mulai bertelur sekitar usia 3 tahun.
Usia burung unta dapat mencapai 70 tahun seumur manusia. Burung unta baru dikenal oleh masyarakat Nusa Tenggara Timur sejak bulan April 1996. Usaha peternakan burung unta di Pulau Timor, dirintis oleh PT. Royal Timor OStrindo, dengan mendatangkan satwa ini dari Afrika.
Hingga kini, puluhan tahun berlalu sudah, semuanya tinggal kenangan.
berikut foto-foto yang admin kumpulkan dari berbagai sumber
foto: flobamorapedia (fb)