HARI MINGGU PASKAH VII/B HARI MINGGU KOMUNIKASI SOSIAL SEDUNIA KE-55
DATANGLAH dan LIHATLAH
Dengan menjumpai orang lain Apa adanya. Kita semua dipanggil untuk pergi, melihat dan berbagi.
KATA PENGANTAR
ALLAH menjadi contoh bagi kita. Ia tidak mengucilkan diri, mengunci diri di dalam tembok-tembok kamar atau di dalam tembok-tembok istana yang indah jauh dari kita dalam kebesaran-Nya. Akan tetapi Ia keluar dari Lingkungan-Nya, Ia merendahkan diri dan mengambil bahagian di dalam seluruh kemanusiaan kita. Kita semua dipanggil untuk menjadi saksi kebenaran untuk pergi, melihat dan berbagi.
Kita mohon ampun bila kita terkurung di dalam diri kita. Menutup mata terhadap pernderitaan sesama kita. Tangan kita tertutup dan tidak mau berbagi.
KOTBAH
UT OMNES UNUM SINT (SEMOGA MEREKA BERSATU)
Kis.1: 15-17; 20-26; 1Yoh. 4:11-16; Yoh 17: 11b-19
Antony de Mello, seorang pastor Jesuit dari India berceritera dalam bukunya yang berjudul Burung berkicau mengisahkan sebagai berikut. Pada suatu hari Yesus mengajak beberapa murid-Nya pergi menonton pertandingan Bola Kaki antara kesebelasan orang yang beragama Protestan dan Kesebelasan Katolik. Kesebelasan Katolik berhasil mencetak gol pertama. Yesus bersorak dan melemparkan topinya tinggi sambil berteriak. Selang beberapa saat kemudian kesebelasan Protestan mencetak gol balasan. Posisi 1-1. Yesus juga Berteriak. Melemparkan topinya ke atas dan melonjak-lonjak kegirangan.
Para penonton kebingungan melihat reaksi Yesus. Ia sebenarnya mendukung kesebelasan yang mana? Seseorang menepuk bahu Yesus sambil bertanya, “Anda memihak kesebelasan yang mana?” “Saya”, Jawab Yesus yang lagi menikmati jalannya pertandingan itu, “Oh, saya tidak memihak salah satu kesebelasan. Saya datang untuk menikmati permainan mereka. Saya mendukung siapa saja yang bermain baik. Orang yang bertanya itu berpaling ke temannya, sambil mencibir Yesus katanya, “Dasar ateis”.
Pada umumnya orang yang beragama cenderung untuk berpikir bahwa ALLAH berada di pihak mereka dan hidup mereka untuk melawan orang yang berasal dari agama lain. Kecenderungan ini justru merusak komunikasi hidup dan komunikasi kerja. Pernah terjadi pada Abad pertengahan perang salib selama tujuh kali. Orang Katolik melawan orang beragama Islam di Tanah Suci. Perang untuk merebut situs-situs Yesus di Israel. Hubungan kedua agama menjadi putus. Komunikasi tidak hidup selama ratusan tahun. Perang yang tetap antara Irlandia Utara yang mayoriras penduduknya beragama Protestan dengan Irlandia Selatan yang Bergama katolik.
Ceritera Pastor Antonny de Melo hendaknya menyadarkan kita bahwa ALLAHsebetulnya tidak memihak siapa-siapa. Ia mendukung siapa saja yang bermain baik dan bermain cantik di dunia ini. Ia mendukung orang yang menjadi pemain terbaik di dalam agamanya.
Injil yang kita bacakan dan dengarkan pada hari ini, berkisah tentang Yesus yang bedoa. Intesi doanya kepadaAllah Bapa agar murid-murid-Nya bersatu.
Apakah Yesus menghendaki murid-murid-Nya bersatu untuk melawan orang lain? Sebaliknya ia berdoa bagi persatuan di antara siapa saja yang berkehendak baik. “Ya, Bapa, peliharalah dalam nama-Mu mereka yang telah Kauberikan kepada-Ku, supaya mereka bersatu” sebagaimana Aku dan Bapa satu adanya.
Kita memiliki Karisma yang berbeda-beda, tugas yang berbeda-beda, namun Gereja Katolik didirikan di atas dasar yang satu dan sama, yakni ALLAH Tritunggal Maka Kudus harus bersatu.
Bagaimana caranya kita menghidupi dan mewartakan kesatuan itu? Dalam suratnya pada Hari Komunikasi Sedunia ke 55, Paulus memberikan Tema: MARI DAN LIHATLAH. Yang suci meminta kita untuk Berkomunikasi Dengan Menjumpai Orang Lain apa adanya. Kita semua dipanggilan untuk menjadi saksi Kebenaran untuk pergi, melihat dan berbagi. Datanglah dan lihatlah adalah metode mengenal realitas yang sangat sederhana. Tidak kenal tidak sayang. Untuk mengetahui kita harus bertemu dan membiarkan orang di depan saya berbicara, serta membiarkan kesaksiannya sampai kepada saya. Hanya kalau kita saling mencitai kita akan melihat, meperhatikan dan hati kita tergerak oleh belakasihan dan mengulurkan tangan untuk menolong.
Cinta berkwalitas apa yang akan mendorong kita untuk berkorban? Iya, hanya cinta agape. Cinta yang hanya mau berkorban tanpa meminta balasan. Hanya cinta agape yang universal yang mampu mengatasi konflik dan perpecahan. Cinta Filiola dan cinta Eros penting tapi kadar cintannya agak rendah. Cinta eros dan Filiolo Kelihatanya seperti Cinta tapi namun sering tercampur benci, kelihatannya seperti “emas” tapi ternyata “kuningan”.
Kita juga dapat bersatu melalui karya pelayanan yang bersifat Universal. Yesus mencintai secara Universal-menyeluruh tanpa memandang suku, agama, atau ras. Ia mengatakan bahwa Ia datang untuk melayani. Ia bukan cuma mengatakan itu. Akan tetapi Ia melakukan pelayanan yang nyata. Orang yang dikucilkan dari masyarakat mendapat pelayanan-Nya, seperti orang kusta yang menjijikkan malah dijamah-Nya.
“Lebih dari 2000 tahun lalu, Konfucius pernah berucap bahwa, “Kebajikan yang utama ialah kita bertingkah-laku kepada setiap orang, seolah-olah menerima tamu agung. Jangan melalukan sesuatu kepada orang lain, apa yang engkau tidak suka orang lain lakukan itu kepadamu”. Kurang lebih sama dengan apa yang dikatakan oleh Yesus, “Lakukanlah kepada orang lain apa yang kau kehendaki supaya orang lain perbuat kepadamu”. Kita namakan kaidah emas.
“Kita memiliki buku di tangan, tetapi fakta ada di depan mata”, inilah ungkapan santo Agustinus ketika berbicara tentang pemenuhan nubuat yang ditemukan dalam Kitab Suci. Maka tantangan yang menanti kita adalah berkomunikasi dengan menjumpai orang-orang di manapun mereka berada dan sebagimana adanya.