Pecahan Uang Dua Setengah Rupiah

BERITA92 Dilihat

Barangkali banyak yang belum tahu kalau Indonesia pernah memiliki pecahan uang yang berbeda dengan pecahan uang yang sekarang kita gunakan.
Usut punya usut ternyata Indonesia pernah mengeluarkan pecahan 2 ½ rupiah. Bagaimana sejarah dikeluarkannya pecahan itu, dan siapa di balik munculnya uang kertas tersebut?

Pecahan 2 ½ rupiah ini rupanya lahir di Flores. Uang kertas berwarna merah ini lahir berkat inspirasi seorang petani di Kabupaten Sikka.
Dialah Moat Noeng, petani asal Wolohuler, Kecamatan Koting. Alhasil, potret Moat Noeng pun menjadi gambar pada uang tersebut, Tentu selama ini kita tidak tahu kalau gambar pada mata uang kertas senilai 2 ½ rupiah adalah gambar Moat Noeng.

Laki-laki penjual kelapa muda di seputaran bandara Waioti (kini, Bandara Frans Seda) ini berasal dari Wolohuler -Koting.
Kisah unik dari potret wajahnya yang tergambar dalam mata uang tersebut adalah saat presiden RI pertama, Soekarno berkunjung ke Maumere pada tahun 1950.

Baca Juga  Sekda BELU Ajak Anggota DWP Perkuat Ketahanan Keluarga

Soekarno yang dekat dengan orang kecil ketika turun di bandara Waioti langsung mendekati Moat Noeng. Tanpa tedeng aling-aling Soekarno langsung menyapa Moat Noeng dan bertanya berapa harga kelapa muda yang dijual.
Spontan Moat Noeng menjawab Dua Setengah Rupiah.

Soekarno kaget karena melihat banyaknya buah kelapa muda yang berjejer kok harganya segitu saja.

Baca Juga  Herman Yohanes, Salah Satu Pahlawan Nasional dari NTT

Melihat wajah Soekarno yang bingung Moat Noeng langsung bilang, satu buah harganya dua setengah rupiah pak.

Spontan Soekarno kagum dan terheran-heran pada bahasa Indonesia yang bagus dari Moat Noeng.

Soekarno lalu meminta ajudannya untuk memotret Moat Noeng.
Sekembalinya ke Jakarta, tepatnya tahun 1954, Soekarno mengeluarkan mata uang kertas baru pecahan dua setengah rupiah yang di dalamnya ada gambar Moat Noeng.

Baca Juga  "PROFESIONAL, TANGGUH DAN MODERN" - REFLEKSI HUT TNI-AU 77

Hingga sekarang, uang pecahan 2 ½ rupiah itu masih tersimpan rapi di Museum Bikon Blewut Ledalero Maumere.

Uang tersebut di simpan dalam bingkai kaca bersama beberapa uang kuno lainnya yang dahulu dipakai sebagai alat tukar.
Tampak gambar depan uang 2 ½ rupiah berwarna merah dengan potret Moat Noeng. Sementara sisi belakangnya bergambar Burung Garuda Pancasila berwarna hijau.
Pada uang tersebut ada tanda tangan Menteri Keuangan Indonesia saat itu, Dr. Ong Eng Die dan ada tulisan Pertjetakan Kebajoran NV.

Tinggalkan Balasan