MENGENANG PERJAMUAN TUHAN WARISAN TERAKHIR || HARI RAYA KAMIS PUTIH

- Editorial Staff

Kamis, 1 April 2021

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

MENGENANG PERJAMUAN TUHAN WARISAN TERAKHIR

Kel. 12: 1-8.11-14; Mzm. 116: 12-13-15-15bc.17-18; 1Kor 11: 23-26; Yoh. 13: 1-15

Perayaan Syukur

IKLAN

pasang iklan anda di sini!

             Persiapan Perayaan syukur   Malam Paskah sudah mantap. Yesus bersama murid-murid sudah duduk mengelilingi Meja perjamuan. Suasana kekeluargaan  mewarnai ruangan perjamuan. Mereka bersama-sama mau mengucap syukur kepada Allah karena telah membebaskan Israel leluhur mereka dari  Penawanan di  Mesir dan mereka menyebrangi Laut Mera  dengan kaki kering.

khotbah Hari Raya Kamis Putih

  Namun Hubungan yang baik guru-murid kini mulai diganggu oleh kekuatan gelap. Kekuatan iblis. Kekuatan dosa. Mejadi kenyataan bahwa  dalam suasan kekeluargaan ini,  mereka tidak terlepas dari kelemahan manusiwi. Ketika makan bersama   iblis berhasil menggoda Yudas iskariot untuk mengkhianati Gurunya-Yesus.

             Yudas kerasukan Iblis justru pada saat Yesus memberinya roti yang sudah dicelupkan dalam air anggur-artinya makanan yang siap untuk disantap yang diberikan oleh tuan rumah kepada orang yang diundangnya. Sampai saat itu, Yesus menganggap Yudas masih sebagai orangnya, termasuk keluarga, diajak makan bersama. Jadi, Iblis masih menggunakan  cara-cara manusiawi untuk menggagalkan kehadiran Ilahi di tengah-tengah manusia.

             Maksud Injil Yohanes yakni kekuatan-kekuatan gelap itu bisa juga memakai cara-cara Allah sendiri.

Baca Juga  Apalah Artinya Hidup

             Yudas yang sudah kerasukan Iblis disuruh pergi. “Setelah Yudas pergi” (Yoh 13: 31), Yesus berbicara mengenai Anak Manusia yang dimuliakan di dalam dia. Yudas tidak mendengar perintah baru yang diberikan oleh Yesus kepada murid-murid-Nya untuk saling mengasihi.

Dengan perginya Yudas hendak dikatakan bahwa mulai dari saat itu Iblis tidak   lagi mengancam kelompok rasul-rasul.

Perjamuan terakhir

             Perjamuan terakhir ini selain sebagai perjamuan syukur  juga sebagai perjamuan perpisahan sebelum Yesus pergi kepada Bapanya untuk menyiapkan tempat bagi kita di sana. Apa yang dibuat oleh seorang guru pada siatusi seperti ini? Ia akan megajarkan pengetahuan yang paling dalam dan paling handal sesuai “ilmunya”. Apakah para murid akan mampu untuk melalukan apa yang diajarkan dan yang diperbuatnya? Pasti belum bisa. Tapi tidak apa-apa, masih ada kesempatan. Ia memberikan hal-hal pokok saja, nanti didalami oleh murid-murid-Nya.  Yesus memberikan hal yang paling nyata bagi kehidupan sehari-hari: saling mengasihi.

             Ia bukan saja mengajarkan perintah “kasih” akan tetapi ia melaknakannya dengan cara agak aneh, “Membasuh kaki murid-murid-Nya”. Pembasuhan kaki oleh hamba kepada tuan adalah hal bisa, namun  pembasuhan kaki oleh  Tuhan Yesus kepada murid dan manusia bukan hal yang biasa.   Pembasuhan ini pula mejadi tanda “pelayanan” dan “korban”. Tak ada kasih yang paling agung bagi orang yang menyerahkan nyawa-nya bagi orang yang dikasihi.

Baca Juga  PN Atambua Lakukan Pemeriksaan Setempat di Batas RI-RDTL

 Siapa yang bisa mengasihi seperti Yesus?

             Kita bisa coba secara berulangkali  untuk mengasihi seperti Yesus, melayani seperti Yesus, namun dapatkah kita bisa berbuat seperti Yesus? Godaan besar bagi manusia, bagi orang yang dekat dengannya, ialah mau menjadi seperti dia. Ia tidak minta itu dari kita. Kita boleh menjadi seorang pahlawan, malah  kita tidak mampu menjadi murid Kristus. Yesus sendiri juga tidak pernah mau mencoba menjadi Allah. Ia diangkat oleh Bapa menjadi Tuhan bagi manusia.

Baca Juga  Kadis Sosial Kab. Belu Serahkan Bantuan Kepada Korban Bajir di Desa Tasain-Raimanuk

Kasih yang kreatif dan Bebas

             Kalau ditimbang-timbang, kita justru akan merasa lebih gampang hidup bila tidak diminta untuk menjalankan kasih sayang dengan cara persis yang dilakukan Yesus.  Karena kasih itu bukan sekedar sebagai “tiru-meniru”  atau sesuai dengan tokoh model kasih itu.

             Kita diminta untuk  menemukan jalan baru yang belum terpikirkan sebelumnya. Setiap orang dapat menghidupkan kasih dengan pelbagai cara. Seorang ibu tidak bisa makan jika anaknya yang sakit tidak mau makan. Ia tidak bisa tidur jika anaknya belum tidur.  Kasih itu harus “kreatif” dan “asli”. Mengasihi “bukan karena”. Kasih itu bukan “Pola”, “aturan”, “norma”.  Kehadiran dan pelayanan kita karena “kasih yang kreatif”, akan membuahkan wilayah-wilayah kehidupan baru.

Facebook Comments Box

Follow WhatsApp Channel matatimor.net untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Pemuda Katolik Komisariat Cabang Kabupaten Kupang Gelar Pemilihan Kepengurusan Baru 2025–2028
Agustinian? Sekilas tentang Ordo Religius Paus Leo XIV
Mobil Pope Francis dialifungsi untuk Anak-anak di Gaza
Kamis Putih : Paus Fransiskus Kunjungi Narapidana
Sebesar 75 Persen Nara Pidana di NTT Pelaku Kekerasan Seksual
Tekunlah dengan Salib Hidupmu – Kotbah Minggu Prapaskah II
Keluarkanlah dahulu balok dalam matamu! – Kotbah Katolik
Ke Vatican, ini yang Dibahas Megawati dan Paus Fransiskus

Berita Terkait

Senin, 12 Mei 2025 - 08:30

Pemuda Katolik Komisariat Cabang Kabupaten Kupang Gelar Pemilihan Kepengurusan Baru 2025–2028

Sabtu, 10 Mei 2025 - 11:40

Agustinian? Sekilas tentang Ordo Religius Paus Leo XIV

Selasa, 6 Mei 2025 - 23:24

Mobil Pope Francis dialifungsi untuk Anak-anak di Gaza

Kamis, 17 April 2025 - 21:19

Kamis Putih : Paus Fransiskus Kunjungi Narapidana

Rabu, 2 April 2025 - 01:52

Sebesar 75 Persen Nara Pidana di NTT Pelaku Kekerasan Seksual

Berita Terbaru

RENUNGAN KATOLIK

Homili Minggu Paskah V

Sabtu, 17 Mei 2025 - 02:06

RENUNGAN KATOLIK

Homili Minggu Paskah IV – Minggu Panggilan Sedunia

Jumat, 9 Mei 2025 - 23:18

error: Content is protected !!