Kotbah Katolik Pesta Keluarga Kudus Nazareth

KOTBAH KATOLIK PESTA  KELUARGA  KUDUS OLEH RD. ANSELMUS LEU

KELUARGA TERSUSUN DARI GENERASI TUA DAN GENERASI MUDA

Sirakh 3: 2-6.12-14; Mzm 128: 1-2.3.4-5; ul 1;Mat 2: 13-15; 19-23

Bacaan Pertama (Sir 3: 2-6,12-14)

            Kita semua pernah berstatus anak.  Ketika masih anak, remaja dan dan orang muda sangat-sangat merindukan bapak dan Mama. Bacaan pertama menampilkan persoalan bagaimana anak-anak harus bersikap kepada orangtua.  Anak-anak  “hormatilah Orangtuamu” “Menghormati” orangtua merupakan kewajiban  bagi abak-anak.  Apakah dengan cara pengibaran bendera?   “Siap beri hormat!” Allah mencintai anak-anak yang mencintai orangtuanya.“Siapa yang memeliharabapak dan mamanya akan menerima banyak berkat dari Allah, doanya akan didengarkan, mereka akan bergembira sepanjang hidupnya dan Bahagia bersama anaknya” (1-2,14).

Bacaan ini hanya berbicara mengenai kewajiban seorang anak terhadap orangtua, sementera orangtua kelihatannya bebas untuk melaksanakan apa yang mereka kehendaki. Apakah seorang bapak yang jahat berhak mendapatkan hormat dan ketaatan anak kepadanya? Apakah seorang bapak yang tidak tuntas melaksanakan kewajibannya pantas mendapat penghormatan dari abak-anaknya? Ada. Luar biasa. Bapakku adalah bapakku dan mamaku adalah mamaku. Tidaka ada orang yang lebih di dunia ini kecuali bapak dan mamaku.

Kita harus mengingat bahwa tidak ada syarat dalam mencintai. Kita tidak boleh menerima seseorang hanya karena ia baik. Sebaliknya, ia baik karena kita mencintainya, sebagaimana Allah menciptakan kita bukan karena kita baik, tetapi karena Ia mencintai kita. Allah menjadi manusia supaya manusia yang berdosa ini menjadi Anak Allah.    

Cinta Allah seperti ini sudah dijalani oleh para   orangtua. Tidak ada orangtua yang hanya mencitai anaknya karena ia anak yang baik dan anak yang sukses. Anak-anak yang nakal dan gagal pun tetap dicintai oleh orangtua. Orangtuapun harus berusaha membantu anak-anaknya yang nakal, yang gagal agar mereka berbahagia. Jika anak-anak nakal dan jahat orangtua tidak boleh berhenti mencintai mereka, karena mereka masih memerlukan bimbingan dengan harapan akan berubah menjadi anak yang baik.  Kadang-kadang orangtua memerlukan Rahmat kesabaran Ketika menghadapi anak-anak yang sulit diatur.

Kadang-kadang orangtua yang secara tidak sadar menciptakan konflik. Ketika anak pertempuannya dapat rengking di sekolah. Bapak berceritera begini, “Dia ikut bapaknya”. Ketika anak laki-lakinya yang oatknya eror,  nakal, dll.  Bapak bilang, Nah itu.. ikut mamanya, keluarganya semua begitu. Sekali-kali tidak boleh terjadi.

Tanggal 26 Deseber 2023 kami duduk ceritera dengan keluarga-keluarga terkait di bawah pohon sambil minum kopi. Seorang bapak ceritera begini. Sambil tunjuk anak nonanya, Romo itu anak Perempuan   saya satu-satunya, yang sudah umur SMA.     Seandainya anak babi saya mau tukar dengan anak babi orang. Biar saya punya besar dan anak babi orang kecil  juga saya mau. Saya jawab, aduh Bapak kenapa begitu. Dia katakana “Romo, dia  tidak belajar. Nilainya jelek semua. Dia main HP sampai pagi. Kapan dia belajar? Dinasehati, diteguar, bahkan diaancam, malah Tambah jadi.     Orangtua berpikir tentang Nasib dan masa depan anak-anak sampai otak luka. Cuma anak-anak sering tidak memebaca keinginan dan harapan orangtuanya tentang masa depan mereka.

Baca Juga  Renungan Minggu Paskah : "dan Kami tidak tahu" !

Bacaan kedua (Kol 3: 12-21).

            Orang bilang orangtua hendaknya menggunakan kunci yang tepat dalam mendidik anak-anaknya. Kira-kira kunci apa? Mungkink kunci itu Namanya kunci “C”. Kunci Cintakasih. Rasul Paulus juga meminta umat di Kolose pada wantu itu untuk mengenakan pakaian yang dibuat dari 7 bahan yang berbeda, yakni bahan kasih, kebaikan, kerendahan hati, kelemah-lembutan, kesabaran, dan pengampunan (Kol. 3: 12-13). Semua bahan ini harus dipersatukan dengan mantel Cintakasih.

            Cinta yang dimaksudkan bukanlah sebuah perasaan sesaat dan datar, akan tetapi hedaknya didasari dengan sikap saling melayani satu dengan yang lain. Kita semua hendaknya memakai pakaian yang satu dan sama untuk saling menghangatkan satu sama lain, baik laki-laki maupun Perempuan, imam-imam, kaum religious dan kaum awam.  Dengan demikian kita akan hidup dalam sebuah kehidupan yang hangat baik siang maupun malam. Marillah kita mengenakan mantel Cintakasih.

Pada bagian kedua bacaan ini (ay 18-21), Paulus menggunakan Hukum cintakasih untuk menggambarkan hubungan antara anggota keluarga Kristiani. Ia minta istri untuk taat kepada suaminya. Kepada suami untuk mencitai istrinya. Kaum istri tentu bertanya “megapa ia tidak mengatakan bahwa suami yang harus taat kepada istrinya?”  Maka lebih baik kita menggunakan kata “Hormat”. Banyak suami yang taat kepada istri. Kalau bapak-bapak lagi lingkar, dan istri-itri juga duduk bersama-sama. Mereka sopan. Satu putaran saja sudah tolak.   Coba mereka sendirian… sering istri dipanggil ke UGD karena kekasih sudah dalam keadaan darurat. 

 Paulus menggunakan kata pelayanan karena setiap pelayanan pasti didasarrkan pada cinta. Tidak ada pelayanan tulus tanpa cinta.  Hanya orang yang melayani ia memperlihatkan cinta yang benar.  Anak-anak harus menaati orangtuanya, akan tetapi orangtua tidak boleh menuntun anak-anak untuk membenci” (ay 10-21).

Baca Juga  Puisi Untukmu Hari Ini | SERIBU PUSPITA

Injil (Luk 2: 22-40)

            Kita telah mendengar bacaan Injil Lukas pada Pesta Keluarga Kudus Nazaret hari ini. Perikop Injil ini dibagi menjadi empat bagian.

Bagian pertama, Yesus dipersembahkan dalam Bait Allah (ay 22-24). Peristiwa ini sudah lama sebelumnya ditetapkan oleh Ahli  Taurat agar setiap kelahiran pertampa baik Binatang maupun manusia harus dipersemebahkan kepada Allah (Kel 13: 1-16). Anak-anak tidak disucikan, akan tetapi harus ditebus. Persembahan yang harus dihantar ke Kenisah Allah, kepada Imam-imam berupa sepasang Binatang untuk disucikan sebagai penebus dosa. Orang-orang yang kaya memperempbahkan sepasang domba, sedangkan orang-orang miskin seperti Maria dan Yosef cukup mempersembahkan sepasang burung merpati. 

Orangtua Yesus taat Hukum, sekaligus mengajarkan kepada kita bahwa Yesus sungguh-sungguh kudus, Yesus sungguh taat kepada keinginan Bapa-Nya, seperti yang tertulis dalam Kitab Suci sejak awal kehidupan-Nya.

Dalam kehidupan kita sehari-hari, kita mengalami, menyaksikan  bahwa setiap orangtua pasti beusaha memenuhi sistem Pendidikan  yang baik bagi anak-anaknya. Dulu di kampun saya, ada teman-teman saya tamat SD sesudah menerima Komuni pertama. Tapi hebatnya mereka  tahu baca tulis, bahkan menulis indah, elok.  Orangtua juga berusaha untuk memenuhi kebutuhan makanan dan gizi bagi anak-anak serta kebutuhan pakaian yang yang baik, cocok dan tidak kalah modelnya.

Namun itu saja belum cukup. Orangtua harus memperkenalkan anak-anak kepada Tuhan.  Bukan hanya ke Gereja pada saat pembaptisan, komuni pertama lalu kabur, namun oragtua harus menghantar anak-anaknya ke kehidupan kristiani yang baik. (Ketika persiapan permandian, saya minta orangtua dan wali. Pada akhir pertemuan pertama saya umumkan bahwa pada hari terakhir akan diadakan test doa. Besoknya orangtua ani pada Tarik diri. Mengapa orangtua diminta bahkan dituntut untuk berdoa, misa, aktif dalam pelayanan Kasih Gerejani? Karena   kesaksian, teladan kehidupan yang baik dan teladan orangtua adalah Katekese yang paling unggul bagi anak-anak.  Demikian pesan dan nasehat Paus FRansiskus bahwa Mahkota pewarta Iman Kriatiani Katolik berada di Katekese Umat. Jika bapak dan mama mempunyai tradisi bedoa yang baik pasti anak-anak akan mencontohi kebiasaan yang baik itu. Jika orangtua selalu memebaca Kitab Suci dan merenungkannya setiap hari, pasti budaya membaca Itu diikuti oleh anak-anak. Bila orangtua mencintai dan menggampuni  dan berbuat baik kepada orang lain,  anak-anak akan belajar berbuat seperti itu. Inilah caranya orangtua mempersembahkan anak-anak kepada Tuhan.

Baca Juga  Bakal Calon Bupati Belu Periode 2024-2029, Alfonsius G. Loe Mau Resmi Daftar di PSI

Bagian kedua injil ini menghadirkaan tokoh Simeon. Ia diambil sebagai tokoh model bagi orangtua dan sesepuh kita di jaman ini.  Ia tidak mengeluhkan kebiasaan buruk generasi muda, akan tetapi ia mengajak mereka untuk berubah bersama Allah dan melihat ke masa depan. Ia berbahagian karena telah melihat tanda awal keselamatan.  Apakah orangtua di dalam komunitas ini mampu mengkomunikasikan kepada orang muda mengenai kegembiraan, kepercayaan diri (optimis)  akan masa depan yang lebih baik, dan membangun dialog yang tetap dengan Allah yang memberikan makna  bagi kehidupan mereka?  Simeon  dalam kenabiannya memperkenalkan Yesus sebagai tanda pertentangan. Bukan pembawa Damai seperti nyanyian malaekat pada malam kelahiran-Nya (bdk. 34-35). Apa maknanya? Yah! Yesus membutuhkan orang yang percayaka kepada-Nya dan memilih untuk mengikuti-Nya bukan karena paksaan fisik dan paksaan kepentingan. Jika ada anggota keluarga yang tidak mau mengikuti-Nya, tidak boleh dipaksa, sekalipu ia itu bapak atau anak. Beberapa imam Katolik berorangtuakan  muslim. Anaknyanya mejadi pengikut Kristus dan bahkan menjadi Imam sementara Bapak dan Mama beragama Muslim.

            Sebuah pedang akan menembusi jiwa Maria. Ini ditafsirkan sebagai awal penderitaan Bunda Maria di kaki salib ketika menyaksikan Putera-Nya disalibkan, menderita dan wafat.

            Bagia ketiga dari periko ini (ay 35-36), menyuguhkan tokok lain, Bernama Anna. Ia adalah seorang nabi Perempuan yang sudah berumur delapan puluh enam tahun. Anna berasal dari suku Asyer. Suku kecil yang tidak berarti. Namun Asyer artinya Bahagia. Anna bersukacita karena ia telah melihat Yesus sang Juru selamat. Perempuan ini juga memberikan kepada kita telan kehidupan berkeluarga. Meskipun suaminya sudah meninggal dunia, akan tetapi ia tetap hidup menjanda untuk menghormati suaminya. Ia sangat percaya kepada suaminya sehingga ia tidak mau menikah lagi. Pilihan hidup Anna menjadi tanda bagi kita tentang cinta dan kepercayaan dalam perkawinan.

            Bagia keempat  tentang Anna yang tidak meninggalkan Kenisah (ay 37). Ia tidak ada waktu untuk gossip atau menyakiti hati orang lain.  Seluruh hidupnya sepanjang hari dipergunakan untuk melayani komunitas.  Orang dan Lansia, janganlah berpikir bahwa hdiupmu tidak berguna lagi. Lansia harus bangkit, percaya diri dan yakin bahwa anda dapat beguna seperti Anna.  Mereka harus belajar dari Anna, sekapipun raganya sudah lemah, namun semangat untuk berceritera tentang Yesus kepada anak cucu berkobar-kobar.