Hari Raya Sabtu ALELUIA || CAHAYA KRISTUS || Intisari Kotbah RD. ANSELMUS LEU

BERITA105 Dilihat

HARI SABTU ALLELUYA CAHAYA  KRISTUS!

Kej. 1: 1-2:2; Kel. 14: 15-15:1; Yes. 54: 5-14; Rom. 6: 3-11; Mzm. 118: 1-2, 16ab, 17, 22-23; Mrk. 16: 1-8

Setelah lewat hari Sabat Maria Magdalena, Maria Ibu Yakobus dan Salome menuju ke Makam Yesus untuk mengawetkan jenazah Yesus.  Tiga wanita ini sangat berani ke makam Yesus pada dini hari. Injil tidak menulis tentang keberadaan murid-murid Yesus. Mungkin masih tidur. Mengapa mereka tidak segera ke makam? Secara manusiawi kita dapat memahami  mereka berada dalam situasi  tidak enak. Mereka takut, kecewa, marah, putus asa. Hidup tak berpengharapan karena sumber pengharapan mereka telah tiada. Kematian Yesus sekaligus merupakan kematian harapan mereka.

Ketika ketiga wanita itu mendekat makam Yesus, mereka baru sadar  kalau ada masalah praktis yang akan mereka hadapi. Masalah “batu penutup pintu makam yang besar dan berat”.  Siapakah yang akan menggulingkan batu penutup pintu makam Yesus?  Ternyata mereka menemukan pintu makam sudah terbuka. Siapakah yang membukan pintu makan itu?  Mereka pasti bertanya dalam hati kecil, siapakah yang menggulingkan batu penutup pintu makam?  Mereka segera masuk ke dalam makam. Jenazah Yesus tidak ada. Siapa yang memindahkan Jenazah Yesus? Di mana para penjaga kuburan Yesus?

Baca Juga  Kotbah Katolik Minggu Biasa XXI
Romo Anselmus Leu Pr
Romo Ansel Leu, Pastor Paroki Sta. Helena Lili – camplong

Ketika mereka kebingungan, mereka melihat seorang pemuda yang memakai jubah putih di sebelah kanan. Mereka terkejut ketakutan. Pemuda itu berkata, “Jangan takut, kamu mencari Yesus dari Nazaret. Ia telah bagkit. Ia tidak ada di sini. Lihatlah! Inilah tempat mereka membaringkan Dia. Pergilah dan sampaikan kepada murid-murid-Nya”

Orang-orang yang   yang mengalami kehidupan bersama Yesus dalam kehidupan sehari-hari dan sering mendengarkan pengajaran dan menyaksikan pekerjaan-Nya ternyata kebingungan juga menghadapi peristiwa sengara, wafat dan kebangkitan Tuhan Yesus. Apa yang terjadi berada di luar pemahaman dan pemikiran mereka. Mereka tidak mengerti apa-apa sekalipun Yesus sudah menyampaikan hal ini kepada mereka dengan berbagai cara dan pada berbagai kesempatan. Rupanya mereka lagi terbuai dengan kehebatan Yesus. Bagi mereka, siapakah yang dapat melawan Yesus yang hebat itu. Ternyata kenyataannya lain sama sekali.

Baca Juga  Renungan Katolik Hari Raya Kristus Raja Semesta Alam

Ketika para Wanita berpikir tentang masalah batu penutup pintu, ternyata mereka menemukan pintu sudah terbuka. Tuhan menjadi solusi bagi kesulitan mereka. Tuhan juga pasti menjadi jalan keluar bagi kesulitan hidup kita.

Para murid bersembunyi karena mereka juga berpikir bahwa mereka menjadi target. Sesudah guru, giliran berikutnya para murid. Mereka terhambur dan masing-masing mencari selamat sendiri. Markus kabur cuma kainnya yang ditangkap serdadu. Petrus berani ikut Yesus tapi menyangkal ketika ditanya oleh seorang perempuan. Maka setelah pemakaman Yesus mereka masih tetap  menyembunyikan diri.

Mereka  yang dipersiapkan untuk menjadi pewarta kabar sukacita namun mereka masih terbelenggu dengan perasaan kemanusiaan mereka.  Mereka mendapat warta gembira kebangkitan Yesus dari ketiga wanita  yang diutus oleh pemuda berpakaian putih, “pergilah dan katakankanlah kepada para murid dan kepada Petrus…Yesus telah bangkit”.

Tuhan Yesus tidak membenci Petrus lantaran ia menyangkal. Yesus ingin ia pun bangkit dalam iman. Yesus tidak mengingat-ingat lagi kesalahan Petrus.

Baca Juga  Hadirnya Kapolres Belu Membawa Berkah Bagi Warga Perbatasan RI-RDTL : 24 Tahun Kami Tidak Pernah Merasakan Air Bersih

Kita juga sering menyangkal Yesus. Namun  ingatlah bahwa Yesus tidak tidak menyimpan dendam.  Ia mengutus siapa saja kepada kita dan ia mengutus kita kepada orang lain untuk mewartakan bahwa Yesus bangkit. Ia selalu hadir dan mencarikan jalan keluar bagi kehidupan kita seperti pintu kubur dibuka dan kesulitan wanita-wanti itu teratasi.  Ia mengasihi para murid-Nya yang  tadinya meninggalkan Dia seorang diri menderita sampai wafat, namun Ia masih menyuruh wanita-wanita itu untuk menyampaikan kabar sukacita kebangkitan-Nya kepada mereka. Ia selalu mengasihi mereka dalam keadaan apapun. Ia pun mengasihi kita dalam keadaan kita. Ia mengharapkan agar kita bangkit kembali dalam iman dan kepercayaan Kepadanya-Nya. Maka kegembiraan dan sukacita paskah kebangkitan Yesus harus mewarnai hidup kita. Marilah kita dengan berani dan iman yang teguh mewartakan sukacita Pakah kepada segala Bangsa.

Tinggalkan Balasan