El Tari, Salah Seorang Pahlawan Besar NTT

BERITA120 Dilihat

Tanam, tanam, sekali lagi tanam!

Mayor Jenderal TNI Anumerta El Tari dilahirkan di Sabu, Nusa Tenggara Timur, 18 April 1926.

Pendidikan Pertama Eltari dimulai pada tahun 1933 sampai 1940 di HIS (Hollandsch-Inlandsche School sekolah Belanda untuk pribumi). 

Pada tahun 1940 – 1994 El Tari melanjutkan ke Ambachtsschool (adalah sekolah pertukangan berbahasa pengantar Belanda dan lamanya sekolah tiga tahun menerima lulusan HIS, HCS  atau schakel.    

Bertujuan untuk mendidik dan mencetak mandor jurusanya antara lain montir mobil, mesin, listrik, kayu dan piñata batu).     

Tahun 1945 – 1946 Memasuki Sekolah Pelayaran Tinggi di Tegal.     

Di Samping Pendidikan Formal, El Tari pernah mengikuti kursus-kursus, di antaranya pada tahun 1951, Kursus Territorial di Bandung, tahun 1956 PPUR, 1956 – 1963 Kupaltu, dan tahun 1969 mengikuti Seskoad di Bandung.     

Karir Militer     

Karir militer pertama El Tari dirintis pada bulan Januari 1945 sampai Agustus 1945 di pada Jawa Unco Kashia di Semarang dengan pangkat Letnan MSD Armada IV di Tegal.    

Baca Juga  PUISI: MENYINGKAP "PANORAMA RASA"

Pada Bulan Agustus 1945 sampai Desember 1945 El Tari bekerja pada KMRI di Semarang.       Bulan Januari 1946 sampai Juli 1947 menjabat pada Divisi A Armada IV di Tegal.    

Pada bulan Juli 1947 sampai Oktober 1948 menjadi Komandan Kompi II Batalyon 178 Resimen 45 divisi Diponegoro.    

Bulan Oktober 1948 sampai Oktober 1949 Menjadi Kepala Seksi I Batalyon Praja Divisi Diponegoro.    

Bulan Oktober 1949 sampai April 1950 menjabat sebagai Perwira Seksi Komando Group Seberang di Jogya.    

Dari Jogya, El Tari dipindahkan ke Flores, menjadi Perwira daerah Militer dari bulan April 1950 – Desember 1950.    

Bulan Januari 1951, El Tari dipindahkan ke Kupang sebagai Komandan KMK/Kopel di Kupang sebagai Komandan, bertugas hingga tahun 1955.     Tahun 1955 dipindahkan ke Denpasar sebagai Kepala Bagian PPT 72.    

1955 El Tari menjabat sebagai Kepala Perwira Daerah Militer (PDM) di Bali.    

Tahun 1957-1958 El Tari kembali ke Kupang dan menjabat sebagai Komandan Kompi II Batalyon 712 Resimen 26 Territorium VII di Kupang.      Pada Tahun 1958 El Tari mendapat kenaikan Pangkat Kapten.     

Baca Juga  Berbasis Komputer, Ujian Akhir di SMAN 1 Amfoang Timur Dimulai Hari ini

Tahun 1958 – 1960 El Tari Menjabat sebagai Kodim di Dandim 1608 Kupang.  Pada Tahun 1962 mendapat kenaikan pangkat menjadi Mayor.    

Bulan Mei 1965, El Tari diangkat sebagai Wakil Gubernur Kepala Daerah Provinsi NTT dan bulan Juli 1966 menjadi Penjabat Gubernur Kepala Daerah Provinsi NTT.     

Di Samping itu, El Tari pada bulan Juli 1966 – 1968 menjabat sebagai Ketua Presidim Universitas Nusa Cendana.     

Pada Tahun 1966 El Tari Mendapat kenaikan pangkat Letnan Kolonel.     Bulan Desember 1966 El Tari diangkat Sebagai Gubernur Kepala Daerah Provinsi NTT.    

Di samping itu, pada bulan Maret 1967, El Tari diangkat sebagai Anggota MPRS RI dan Januari 1972 diangkat pula sebagai Anggota MPR RI.  

Jabatan Gubernur NTT dipegang sampai dua periode dengan melalui transisi sebagai pejabat Gubernur Kepala Daerah Provinsi NTT pada bulan Agustus 1972.    

Baca Juga  Mediasi Sengketa Tanah di Dusun Mesbaun Berujung Gagal, Terlapor Pilih Tempuh Jalur Hukum

Bulan Februari 1973, Eltari dikukuhkan sebagai Gubernur Provinsi NTT untuk masa yang kedua kalinya sampai tahun 1978.     

Dalam kepangkatan Militer, pada tahun 1968, El Tari naik Pangkat sebagai Kolonel (lokal) dan pada tahun 1970 sebagai kolonel Efektif.   

Tanggal 1 April 1974, El Tari naik pangkat menjadi Brigadir Jenderal TNI Angkatan Darat, Pada Waktu menjabat sebagai Gubernur tahun 1979, El Tari wafat dan diangkat sebagai Mayor Jenderal Anumerta.

      Aktivitas Sosial    

Almarhum El Tari merupakan salah seorang perintis pendirian Universitas Nusa Cendana di Kupang tahun 1962 dan menjabat sebagai ketua Presidium Undana.    

Pada Tanggal 31 Agustus 1965, ketika Yayasan Berdikari didirikan, El Tari menjabat sebagai wakil ketua.    

Yayasan Berdikari mengelola Fakultas Hukum yang kemudian diintegrasikan ke Undana .      

Semasa Menjabat sebagai Gubernur, El Tari sangat gigih mencanangkan gerakan swasembada pangan dan penghijauan. Terkenal dengan motto :

Komentar