Judul tulisan di atas tak ada kaitannya dengan ilmu fisika pada umumnya mengenai tarik menarik dan tolak menolak antara dua kutub dan sebagainya. Daya tarik disini adalah …anda tahu kan…?
Keindahan panorama yang disuguhkan oleh puncak tertinggi di Kabupaten kupang ini adalah alasan mengapa setiap minggu bahkan setiap hari wisatawan domestic yang didominasi para muda-mudi berbondong-bondong dating dan melakukan pendakian hingga ke puncak gunung bagu keramat ini. Ada juga yang dating bersama keluarga, tidak melakukan pendakian dan hanya sekedar berpose dengan latar belakang gunung batu keramat ini. Saya sendiri…ciyuss…sudah tiga kali sampai ke puncak batu keramat ini..dan memang..keindahan panorama dari atas puncak fatuleu sangat menawan. Bentangan hijau sawah di daerah Kupang timur bagai karpet raksasa hijau. Di pagari oleh bentangan biru lautan pantai kupang…bentangan keindahan terukir sempurna kala mentari sore menjingga di ufuk barat..ah…datang saksikan dan rasakan sendiri keindahanya…..
Leh leh….. Sebelum berpanjang lebar …Kita Harafiahkan atau entimologiskan atau leksikologikan atau apakan dulu Fatuleu…. Fatu dalam bahasa Dawan artinya Batu, dan Le’u yang artinya obat / keramat. Maka Fatuleu secara lurus diartikan sebagai Batu Keramat.
Kekeramatan gunung batu itu rupanya mulai pudar seiring perkembangan jaman. Modernisasi memaksa keramat batu ini mulai hilang. Saat belum ada akses jalan mulus seperti sekarang ini. Gunung batu tersebut oleh masyarakat sekitar Dikeramatkan sesuai namanya… saya sendiri bukan tidak percaya ya…ini hanya sekedar analisis saha….(tau takut ju ko….)
Kekeramatan ini rupanya dijadikan alas an oleh masyarakat sekitar yang takut melakukan pendakian. Sebab seetelah saya sampai ke puncak, ternyata ada sebuah tugu kecil dibuat dengan coran beton yang bertuliskan tahun pertama orang asing menaklukan puncak Fatuleu sejak tahun 1983. Saya pastikan penakluknya adalah orang asing karena nama yang ditulis disitu tidak ada fam /marganya. Pokoknya bernama asing dan yang bukan dari Indonesia… Back to top….ic
Dulu sebelum adanya jalur poros tengah penghubung Indonesia dengan Negara RDTL, kekeramatan gunung batu ini belumlah memiliki daya tarik yang begitu fenomenal. Saya sendiri yang tinggal di Kec. Fatuleu hanya bias memandang kokoh tinggi berdirinya gunung ini dari kejauhan. Menurut cirita yang beredah di masyarakat sekitar, gunung ini jangan di tatap/dipandang lama-lama karena bisa menyebabkan kantuk..nah lu….. jadi kalau pengen cepat tidur silahkan ditatap lama-lama…oh iya..dari depan rumah saya persis di teras rumah kita bisa langsung memandang gunung batu ini…so ini bisa jadi oabt untuk tidur..tak perlu dongeng dan sebagainya…..
Baru sekitar tahun 2014 saat program jalur poros tengah dicanangkan oleh Bupati Kupang Bapak. Ayut Titu Eki, dan selesai pada awal 2015 kemarin, gunung Fatuleu ini mulai ramai dikunjungi oleh wisatawan… setiap hari minggu, pengunjung harus berdesak-desakkan untuk melakukan pendakian, tidak seperti di gunung bromo di pulau jawa sono…. Disini anda bisa menggeber gas sepeda motor anda hingga ke pohon gunung, melaporkan kedatangan anda dengan mengisi buku tamu, aturan ini baru ada saat saya dating ke tiga kalinya… pertama dan kedua kalinya saya free ongkos masuk tanpa mengisi buku tamu.
Yang special dari Gunung Fatuleu ini adalah bagaimana orang kupang yang lebih sering berwisata di Pantai dating sekedar untuk memacu adrenalin dan juga menghindari mei-mei yang sempat beredar di social media dengan bunyi “jangan ngaku anak Kupang kalau belum sampai puncak fatuleu”. Bunyi memei ini juga menurut saya adalah salah satu propaganda yang membuat anak-anak kupang berbondong-bondong ke sini.
Pendakian ke puncak membutuhkan waktu satu jam. Dalam pendakian setiap pendaki akan secara otomatis menjadikan dua tempat disana sebagai pos. pos pertama ada pancangan tiga salib, rupanya ini dari jemaat gereja di sekitar gunung Fatuleu, pos kedua adalah tempat dimana kita akan melakukan pendakian dengan merangkak di antara celah-celah batu yang jika dilihat dari bawah memang cukup memacu detak jantung karena agak terjal…… kedua pos ini selalu saja mengurangi jumlah pendaki yang ingin menuju puncak…ada yang baru di pos pertama langsung menyerah…tak bisa melanjutkan lagi…ada juga yang langsung lempar handuk begitu bersusah payah sampai ke pos kedua saat hendak merangkak naik melewati celah-celah batu.
Rasa penasaran juga merupakan alasan lain mengapa orang-orang berbondong-bondong kesini, mulai dari organisasi sekolah sampai rekan-rekan kerja selalu bersepakat untuk melakukan pendakian dengan menancapkan bendera maupun sekedar menJPGkan keindahan panorama di puncak fatuleu. Untuk anda yang belum ke sini…silahkan saja…. Jembatan penghubung poros tengah ke jalan Negara berada sekitar 500 meter sesudah Pasar Lili – Camplong(KM 43 dari arah Kupang). Jembatan tersebut dalam tahap penyelesaian mungkin akan rampung sebulan lagi…akses ke sana akan semakin mudah….
Sayangnya pemerintah setempat dalam hal ini Dinas Pariwisata Kab. Kupang terlambat melihat peluang ini. Di awal-awal terkenalnya tempat wisata baru ini, pengunjung tidak dipungut biaya. Retribusi parkirpun masih dikelola secara swadaya oleh masyarakt sekitar. Fasilitas MCK dan lain sebagainya masih belum ada. Pemerintah sebaiknya cepat melihat kekurangan ini. Sebab dari hari ke hari ulah para pengunjung yang tidak bertanggung jawab….selalu saja….mulai dari sampah yang berserakkan dimana-mana hingga ke coretan-coretan nama dengan menggunakan type x, spidol maupun cat. Aturan pendakian perlu diterapkan agar pengunjung dilarang membawa peralatan lain selain gadget dan air minum agar keindahan alam gunung fatuleu tetap lestari.
Rute pendakianpun perlu dibatasi atau dipatenkan agar pengunjung tidak seenaknya membuka lagi jalur untuk mempersingkat atau menghindari kemacetan saat pengunjung membludak…. Semoga pemerintah cepat terketuk hatinya, untuk segera mengelola tempat wisata baru ini agar tak bernasib sama seperti taman wisata lainnya di fatuleu …Obyek Wisata Alam Camplong….. (edisi berikut saya ceritakan ya…)