Asal-Usul Kerajaan Amarasi

BERITA106 Dilihat

Terkisah Raja Amarasi berasal dari kerajaan Wehali di Belu Atambua.

Konon kata penutur, salah satu putera raja menjatuhkan mangkok bersejarah milik kerajaan sampai pecah sehingga kemudian ia diusir oleh ayahnya yang tak lain adalah Raja Wehali sendiri.

Cerita inilah yang sering diceritakan para orang tua Amarasi kepada anak cucunya secara turun temurun hingga tulisan ini dibuat tentang sebab musabab putera raja Wehali meninggalkan kerajaan Wehali. 

Tetapi apakah sesederhana itu kejadian yang sebenarnya terjadi sehingga Sang Pangeran diusir keluar dari istana…? Akan diulas pada bagian selanjutnya dalam tulisan ini.  

Dan lanjutan cerita para orang tua Amarasi bahwa putra Raja Wehali ini kemudian melarikan diri menuju arah barat bagian utara pulau Timor yaitu Insana dan beserta para pengikutnya yaitu para hulubalang (panglima tentara, Meo dan masyarakat) pendukung setia tinggal di Biboki.

Kemudian putra Raja Wehali ini meneruskan perjalanan beserta para pengikut termasuk hulu balang (Meo) menuju arah barat pulau Timor yaitu Amarasi.

Menurut beberapa penutur bahwa di Amarasi rupanya ada penduduk asli atau penduduk yang terlebih dahulu mendiami wilayah itu yaitu suku Natu, Bureni dan suku-suku yang lain yang menempati wilayahnya masing-masing di sekitar daerah Teunbaun dan sekitarnya.

Menurut Pendeta Theofilus Natumnea dari Nubraen Desa Merbaun, suku-suku yang terlebih dahulu mendiami beberapa bagian daerah Amarasi adalah raja-raja kecil dengan pengikut yang sangat sedikit. 

Peristiwa kehadiran Rombongan dari Belu ini kemudian mengakibatkan terjadi pertempuran sengit sehingga marga/suku Bureni dan suku-suku yang telah mendiami daerah Teunbaun dan sekitarnya berada pada pihak yg kalah, hal mana dibuktikan dengan adanya Fatu Bureni yg masih ada sampai hari ini. 

Baca Juga  Lirik Lagu Rohani Satukan Hati Kami

Para penutur juga menuturkan bahwa ketika putra raja ini mulai berada di wilayah Teunbaun menggembalakan ternak, suatu hari putra raja ini membuat tali dari daun gewang yang masih muda (Kufa) dan sisa dari daun gewang yang tidak terpakai (Kuf Tef) ditumpuk di bawah pohon Rasi dan esok hari ketika ia kembali untuk menggembalakan ternak di wilayah itu, ada tangisan bayi di bawah pohon Rasi (Hau Rasi) tepat di atas tumpukan Kuf Tef tersebut yang kemudian dipungut dan diangkat menjadi anak dan Nai Rasi inilah Raja pertama Amarasi.

Akan tetapi cerita penyematan nama Rasi yang kemudian menjadi sebutan Dinasti kerajaan Amarasi seperti cerita mitos yang dibumbui dan sangat berlebihan.

Karena bagaimana bisa sekonyong-konyong ada bayi di bawah pohon Rasi, sehingga kemudian menjadi nama leluhur Amarasi..?

Cerita yang menyimpan misteri sampai hari ini, tetapi alangkah baiknya kita selidiki asal usul Sang Pangeran dari kerajaan Wehali ini secara obyektif berdasrkan fakta-fakta sejarah dan penuturan pada tetua adat dari Belu.

Sekilas Profil Kerajaan Wewiku-Wehali dan Kerajaan Biboki Catatan sejarah menjelaskan bahwa Portugis masuk ke Timor abad ke-15 sedangkan dalam buku Negara Kertagama ada tertulis Timor mulai dikenal abad ke-13 karena beberapa komoditas rempah-rempah sehingga tahun 1365 sudah sangat terkenal dengan cendana sehingga pedagang cina dan india banyak ke Timor.

Pada awalnya ujung timur pulau Timor tepatnya daerah Belu sudah didiami oleh suku Melus yaitu penduduk asli Belu.

Para pedagang dari Cina dan Gujarat India yang pertama kali memasuki wilayah ini, kemudian menyusul para pedang dari Malaka. 

Baca Juga  Cagar Alam Mutis Berubah Jadi Taman Nasional

Seiring berjalannya waktu suku Melus penduduk asli Belu mulai punah. Tidak ada dokumen yang menjelaskan hal ini, tetapi beberapa kemungkinan yang dapat menjelaskan hal ini yaitu, wabah penyakit, perang atau bencana alam.   

Berikut catatan sejarah yang bisa dijelaskan apabila kita mengurut asal usul kerajaan Amarasi dari Belu khususnya kerajaan Wewiku-Wehali.

Kerajaan ini terletak di daerah Belu Selatan dan di dirikan oleh para pendatang yang berasal dari Malaka, dengan nama yang di berikan Wewiku-Wehali.

Wewiku/Wesei berarti air pancuran yang mengalir dari atas sedangkan Wehali artinya kerajaan yang mengelilingi kerajaan sekitarnya. 

Para pendatang dari Malaka melalui Larantuka ini berjumlah tiga orang bersaudara yg semuanya bergelar Raja atau Loro dan memiliki wilayah kekuasaan yang jelas dengan persekutuan yang akrab dengan masyarakatnya.

Kedatangan mereka ke tanah Belu hanya untuk menjalin hubungan dagang antar daerah di bidang kayu cendana dan hubungan etnis keagamaan. 

Sebutan Larantuka dan Wewiku-Wehali Larantuka berasal dari bahasa Tetun yang terdiri dari dua suku kata yakni Laran yaitu sebagai pusat Kerajaan Wesei Wehali di Desa Wehali Kecamatan Malaka Tengah.

Dan Tuka artinya batas. Jadi kerajaan Wesei Wehali sampai di Larantuka Flores Timur sebagai batas wilayah kekuasaannya.

Kerajaan Wesei Wehali dipimpin seorang raja yang berstatus Maromak Oan (putera Allah) sebagai pemegang hirarki tertinggi.

Dan Maromak Oan ini menurut beberapa ahli bahwa dia adalah orang tua dari tiga raja bersaudara yg disebut Liurai yakni;   

  1. Liurai Wehali atau Fatuariun berpusat di Umakatahan, Kecamatan Malaka Tengah dan sekarang dipindahkan ke Builaran, Kecamatan Sasitamean. 
  2. Liurai Likusaen di Timor Leste
  3. Liurai Sonbay di Mollo, Kabupaten Timor Tengah Selatan
Baca Juga  Ini Nama-nama yang Pernah Menjadi Bupati Kabupaten Kupang

Kerajaan ini mulai berkembang pesat ketika kedatangan Sina Muti Malaka, Sina Muti adalah sebutan untuk para pedagang Cina/Cina putih.

Sina Muti Malaka merupakan asal usul orang Malaka yang datang melewati pulau yang bernama Ninibo Raihenek (sekarang Makassar) dan singgah di Prasso (sekarang Dilli ibu kota Timor Leste).

Konon ketiga kerajaan yang sudah disebutkan adalah tiga orang bersaudara sebagai raja yang pertama kali datang ke Belu dengan tujuan untuk berdagang dan tujuan religi.

Tetapi karena Belu adalah salah satu tempat strategis yang penting bagi para migran dari Malaka dan merupakan salah satu daerah penghasil cendana terbesar di pulau Timor sekaligus pintu masuk para pedagang sehingga akhirnya orang Malaka mendirikan kerajaan Wewiku-Wehali tepatnya di Belu selatan.

Kerajaan ini berkembang dengan pesat seiring dengan perkembangan perdagangan tetapi pada akhirnya harus runtuh masa kejayaannya akibat perang saudara di kerajaan Wewiku Wehali karena memperebutkan seorang putra karena putera kerajaan ini melakukan  kesalahan yaitu perusakan benda pusaka kerajaan sebagaimana penuturan para tetua adat Belu.

Perebutan ini terjadi karena salah satu pihak dalam istana mempertahankan sang pangeran  untuk tinggal di istana, dipihak lain menghendaki pengusiran sang pangeran agar meninggalkan istana kerajaan Wewiku-Wehali sebagai konsekwensi kesalahannya. 

Akan tetapi keputusan terakhir ada di tangan “Maromak Oan” orang tua mereka  yaitu pemimpin  irarki tertinggi di atas raja atau Liurai Nain. Bahkan menurut para peneliti asing Maromak Oan  kekuasaaannya juga merambah sampai sebahagian daerah Dawan (insana dan Biboki). 

Tinggalkan Balasan