ANDAIKAN | Puisi By Heronimus Bani

- Author

Sabtu, 29 Desember 2018

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Andaikan aku dapat kembali 
ke masa kecilku,
Aku ingin bermain gasing, kayu cungkil dan berlumpur kehujanan.
Aku teramat rindu mendengar suara teriak ibu meneriakiku sambil memegang rotan di balik punggungnya.
Aku rindu merasakan sekali lagi sakitnya dirotani ibu.
Heronimus Bani, Yang tak hentinya berkarya…
Sayangnya,
Aku bukan lagi kanak-kanak.
Tapi sesering mungkin dapat berpikir dan berkata seperti kanak-kanak.
Andaikanakudapatkembalikemasaremaja,
Aku ingin bercerita tentang cinta monyet.
Kenakalanku menjadi pengganggu para monyet yang nyaman.
Jinaknya aku tak disukai 
monyet pelaku onar.
Sayangnya,
Aku bukan lagi remaja naik badan, anak baru gede. 
Tapi sesering mungkin berpikir dan berkata seperti remaja ABG.
Andaikan 
aku dapat kembali ke masa mudaku,
Aku ingin berkelana sejauh-jauhnya.
Sambil membawa gandengan ke mana suka langkah berjalan.
Bersuka dalam riang, sambil saling menyakiti dalam mimpi cinta.
Sayangnya,
Aku bukan lagi pemuda perindu petualangan.
Petualangan hanya ada dalam mimpi si muda miskin papa.
Alam khayal bergelantungan 
di mimpi siang.
Melihat para muda lainnya bergurau dalam kelimpahan harta, wanita, dan makhota.
Sambil melacurkan anggota tubuh di arena kecurangan. 
Andaikan aku dapat menangkap waktu,
Akan kutanyakan apa yang terjadi padaku setiap waktu.
Akan kudesakkan padanya membongkar arsip kedegilan dan dungunya diriku.
Akan kupaksakan padanya menjungkirbalikkan kenangan manis 
dan menempatkannya di etalase
masa kini.
Berhubung, ia dapat bercerita secara rinci seluruh ikhwalku, bahkan yang tersembunyi sekalipun.
Sayangnya, 
Waktu tak dapat dipegang pun waktu tak dapat diraba.
Waktu tak dapat diajak berkompromi dan diajak berdiskusi untuk menemukan solusi.
Ia tetap ada dalam satuan lalu, kini dan nanti. 
Ia terus ada dalam limit kemarin, hari ini,dan esok.
Ia berkisah tentang purbakala nan kuno.
Ia mengurai dalam bingkai masa kini terkini.
Ia mengimpikan visi masa depan yang akan datang.
Andaikan aku dapat tiba terlebih dahulu di masa depan.
Aku ingin menyediakan tempat dan suasana terindah bagi kaumku.
Sambil berharap mereka tiba bersamaku disana. 
Di tempat dimana aku berada, di situ jugalah mereka berada.
Sebagaimana Tuanku, Junjunganku, dan Tuhanku.
Andaikan dunia berhenti berputar sebentar saja. 
Umurku pasti tidak bertambah.
Usiaku pasti tidak berkurang.
Kelahiran barupun tiada.
Lalu berhentilah pula kehidupan.
Akh…
Andaikan aku tidak berpikir untuk menulis…
Mungkin kertas ini tetaplah putih,
Dan pikiranku pun tidaklah tercemar.
Hahahaha….
By:HeronimusBani
Facebook Comments Box
Baca Juga  Songsong Hari Bhayangkara, Polres Belu adakan Lomba Menembak
Follow WhatsApp Channel matatimor.net untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Tekunlah dengan Salib Hidupmu – Kotbah Minggu Prapaskah II
Keluarkanlah dahulu balok dalam matamu! – Kotbah Katolik
Ke Vatican, ini yang Dibahas Megawati dan Paus Fransiskus
HATI-HATI PENIPUAN Terkait Diskon Listrik 50%
Sertifikasi Guru Dari PUSAT langsung ke Rekening Guru
KEMKOMDIGI Investigasi Dugaan Kebocoran Data Pegawai
Pesan Paus Fransiskus: Jadilah Pembawa Cahaya di Tengah Tantangan Modern
163 Orang di Amabi Oefeto Timur Terima Sakramen Krisma
Tag :

Berita Terkait

Jumat, 14 Maret 2025 - 23:39

Tekunlah dengan Salib Hidupmu – Kotbah Minggu Prapaskah II

Jumat, 28 Februari 2025 - 14:17

Keluarkanlah dahulu balok dalam matamu! – Kotbah Katolik

Sabtu, 8 Februari 2025 - 14:44

Ke Vatican, ini yang Dibahas Megawati dan Paus Fransiskus

Rabu, 5 Februari 2025 - 13:03

HATI-HATI PENIPUAN Terkait Diskon Listrik 50%

Rabu, 5 Februari 2025 - 11:18

Sertifikasi Guru Dari PUSAT langsung ke Rekening Guru

Berita Terbaru

RELIGI

Bertobat : Tidak Mengulangi Kesalahan yang Sama

Sabtu, 22 Mar 2025 - 00:47

RELIGI

Puasa dan Pantang dalam Gereja Katolik

Senin, 3 Mar 2025 - 22:25

error: Content is protected !!