Aliran Cerita Pendek Ralisme

- Editorial Staff

Rabu, 28 November 2018

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Realisme adalah aliran dalam kesusastraan (seni pada umumnya) yang melukiskan suatu keadaan atau kenyataan secara sesungguhnya. Para tokoh aliran ini berpendapat bahwa tujuan seni adalah untuk menggambarkan kehidpan dengan kejujuran yang sempurna dan objektif. Karena itu, realisme mementingkan penggambaran yang teliti, seperti cermin yang memantulkan realitas objektif itu di depan audience, apresian, penikmat, dan para pembaca.
Dr. H. B. Jassin pernah menjelaskan bahwa di dalam realisme digambarkan seperti keadaan yang sebenarnya, seperti yang dilihat oleh mata. Amat jelas misalnya dalam seni lukis, seniman seakan cermin yang membayangkan kembali kehidupan sekitar dengan warna-warna, garis-garis dan gerak-geriknya. Pengarang realis melukiskan orang-orangnya dengan perasaan-perasaan dan pikiran-pikirannya sampai yang sekecil-kecilnya, dengan tidak memihak memberi simpati dan antipati.
Pengarang melukiskan dengan teliti, tanpa prasangka dan tanpa dicampuri tafsiran dan tak mendesakkan kehendak sendiri terhadap pelaku dan pembacanya; pengarang sendiri berada di luar, tanpa ikut campur dalam cerita. Ia sebagai penonton yang objektif. Pengarang tidak melukiskan lebih bagus atau lebih jelek dari kenyataan sebenarnya. Kaum realis ingin menyatakan sesuatu dengan penuh kejujuran, tanpa tafsiran subjektif.
Aliran realisme muncul pada abad ke-18, tetapi baru berkembang pada abad ke-19 dan awal abad ke-20. Kaum realis ini menentang romantisme yang mereka anggap cengeng dan berlebih-lebihan. Karena itu, mereka menolak pelukisan yang bersifat idealis-romantis. Realisme haruslah menggambarkan kehidupan nyata sehari-hari, seperti yang memang terjadi; kehidupan yang kejam dan ganas, kehidupa yang penuh pertarungan.
Gustave Flaubert (1821 – 1889) dianggap sebagai tokoh terbesar aliran realisme dari Prancis. Karena itu kaum realis mengiyakan pendapatnya bahwa roman haruslah seperti ilmu hayat; pengarang harus melukiskan orang-orang seperti melukiskan gajah atau buaya; siapa yang akan menyatakan bagus tidaknya taring itu atau bagus tidaknya rahang buaya? Lukiskanlah binatang-binatang itu, rendam dalam air kelapa atu isi perutnya supaya awet, tetapi jangan diukur bagus tidaknya.
Sebagai aliran yang menekankan pelukisan kehidupan sehari-hari, realisme hanya menceritakan apa yang terlihat dari luar, tidak perlu melukiskan latar belakangnya. Dalam buku Memahami Kesusastraan (alumni, 1984) Drs. Jakob Sumardjo mengatakan bahwa “menurut kaum realis keturunan dan lingkungan hidup amat menentukan pembentukan watak seseorang. Akibatnya kejahatan seseorang tak dapat ditimpakan kepada pribadi orang itu saja, tetapi juga masyarakat lingkungan. Memperbaiki seseorang harus berarti memperbaiki lingkungan masyarakatnya.” Lebih jauh Jakob Sumardjo mengatakan bahwa kaum realis lebih suka memilih tokoh-tokoh sederhana dan umum seperti biasa kita jumpai di jalan, dengan kejadian dan lingkungan yang sudah amat kita kenal pula dalam kehidupan sebari-hari. “Realisme menghendaki gambaran yang objektif seperti apa adanya. Kenyataan-kenyataan itu tidak boleh ditafsirkan oleh sastrawan menjadi berlebih-lebihan seperti kaum romantik. Hal-hal sifatnya idela ditolak. inilah sebabnya karya-karya realisme banyak yang berkisar pada golongan bawah masyarakat seperti kaum tani, buruh, gelandangan, pelacur, gengster, dan sebagainya.” Untuk mendapat gambaran yang lebih nyata, berikut ini dikutip cerita pendek “Perjalanan dalam Kelam” yang diambil dari edisi khusus Femina, 1986, merupakan cerita pendek pemenang pertama Sayembara Cerita Pendek Femina, 1986
………………Bersambung………………….
kata kunci : Cerita Pendek Realisme Aliran Cerita Pendek
Facebook Comments Box
Baca Juga  Partai Solidaritas Indonesia Optimis Menargetkan Satu Fraksi Di DPRD Belu Pada Pileg 2024
Follow WhatsApp Channel matatimor.net untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Pemuda Katolik Komisariat Cabang Kabupaten Kupang Gelar Pemilihan Kepengurusan Baru 2025–2028
Agustinian? Sekilas tentang Ordo Religius Paus Leo XIV
Mobil Pope Francis dialifungsi untuk Anak-anak di Gaza
Kamis Putih : Paus Fransiskus Kunjungi Narapidana
Sebesar 75 Persen Nara Pidana di NTT Pelaku Kekerasan Seksual
Tekunlah dengan Salib Hidupmu – Kotbah Minggu Prapaskah II
Keluarkanlah dahulu balok dalam matamu! – Kotbah Katolik
Ke Vatican, ini yang Dibahas Megawati dan Paus Fransiskus

Berita Terkait

Senin, 12 Mei 2025 - 08:30

Pemuda Katolik Komisariat Cabang Kabupaten Kupang Gelar Pemilihan Kepengurusan Baru 2025–2028

Sabtu, 10 Mei 2025 - 11:40

Agustinian? Sekilas tentang Ordo Religius Paus Leo XIV

Selasa, 6 Mei 2025 - 23:24

Mobil Pope Francis dialifungsi untuk Anak-anak di Gaza

Kamis, 17 April 2025 - 21:19

Kamis Putih : Paus Fransiskus Kunjungi Narapidana

Rabu, 2 April 2025 - 01:52

Sebesar 75 Persen Nara Pidana di NTT Pelaku Kekerasan Seksual

Berita Terbaru

RENUNGAN KATOLIK

Homili Minggu Paskah V

Sabtu, 17 Mei 2025 - 02:06

RENUNGAN KATOLIK

Homili Minggu Paskah IV – Minggu Panggilan Sedunia

Jumat, 9 Mei 2025 - 23:18

error: Content is protected !!